PortalMadura.Com, Jakarta – Polisi menemukan uang Rp 6 juta berikut amplop terpisah dari kelompok penggerak aksi demonstrasi yang berujung ricuh di Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan asrama Brimob Petamburan.
“Menurut keterangan mereka, ada yang membiayai aksi itu,” ujar Kepala Kepolisian RI Tito Karnavian, Rabu, di Jakarta.
Tito mengatakan ini bukan sekadar aksi unjuk rasa biasa, karena massa langsung melempar batu, bom molotov, bahkan membakar mobil polisi.
Sejumlah personel polisi, ujar Tito, terluka akibat lemparan batu tersebut.
Tito menilai ada kelompok anarkis yang sengaja disiapkan untuk membuat rusuh.
“Masyarakat perlu melihatnya secara jernih,” kata Tito. dilaporkan Anadolu Agency, Rabu (22/5/2019).
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal M Iqbal juga menuturkan temuan itu.
“Peristiwa dini hari tadi bukan massa spontan, tapi by design, peristiwa settingan,” ujar Iqbal, dalam konferensi pers di Jakarta, pada Rabu.
Polisi, kata Iqbal, menemukan amplop berisikan uang dan batu dalam ambulans berlogo partai politik. “Ada satu ambulans, ada logo partainya, penuh batu dan alat-alat, massa juga menyimpan amplop serta uang, dan sudah kami sita,” lanjut Iqbal.
Sejumlah Polda sebelumnya telah menggeledah kelompok-kelompok yang hendak ke Jakarta untuk bergabung dengan massa aksi membawa bom molotov.
Mayoritas massa itu, lanjut Iqbal, berasal dari luar Jakarta seperti Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah.
Semula aksi demonstrasi pada Selasa itu berjalan damai dan massa membubarkan diri sekitar pukul 21.30.
Namun pada pukul 21.00, massa lain tiba-tiba datang, memprovokasi dan merusak kawat berduri.
Bentrokan juga terjadi di sejumlah titik lain seperti di Jalan Wahid Hasyim dan Asrama Brimob Petamburan, Jakarta Barat serta Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Massa melempari polisi dengan batu dan bom molotov, kemudian menyerang Asrama Brimob Petamburan, serta membakar sejumlah mobil.
Hari ini, massa demonstrasi kembali memadati jalanan di depan Gedung Bawaslu.