PortalMadura.Com – Hmm, kebanyakan bentuk sungai tampak berkelok-kelok, bener gak? Lantas kenapa sungai berkelok-kelok? Mau tahu? Ini penjelasannya.
Sungai Purba yang Lurus
Ratusan juta tahun yang lalu, ternyata sungai di permukaan Bumi tidak berkelok-kelok. Sungai-sungai di daratan Bumi purba pada saat itu berbentuk lurus. Tidak ada lumpur di pinggiran sungai. Bentuk sungai lurus itu dibentuk oleh angin dan air hujan.
Asamnya Akar Tumbuhan
Lalu, bentuk sungai berubah ketika tumbuhan muncul di daratan. Sejak tumbuhan besar menguasai daratan Bumi, sungai menjadi berkelok-kelok. Pinggiran sungai juga jadi berlumpur. Ilmuwan menyatakan sungai di permukaan Bumi berkelok-kelok karena ada tumbuhan di hutan.
Wah, kenapa bisa begitu, ya? Begini ceritanya. Tumbuhan mempunyai akar. Akar tumbuhan ternyata mengeluarkan zat asam yang dapat menghancurkan batuan yang keras. Ssst, batuan yang keras dapat hancur jadi remah tanah.
Menghindari Akar
Remah tanah itu dapat menyimpan air hujan yang turun. Air hujan, yang tersimpan dalam tanah, lama kelamaan semakin banyak. Air di dalam tanah tersebut kadang sampai luber hingga menjadi mata air. Mata air ini selalu mengalir, mencari tempat yang lebih rendah.
Saat mengalir, air menghindari akar tumbuhan. Soalnya, air tersebut akan diisap dan diikat akar di dalam tanah jika bertemu akar tumbuhan. Nah, sisa air yang tidak diikat tanah inilah yang menjadi sungai-sungai kecil. Bentuk sungai kecil itu pun jadi berkelok-kelok untuk menghindari akar tumbuhan. Lalu, sungai-sungai kecil berkumpul menjadi sungai besar.
Nah, karena itulah, kita sering melihat pemandangan sungai di hutan tampak berkelok-kelok. Seperti ular jika dilihat dari udara. (kidnesia.com/choir)