Mendadak Berbenah Demi Asian Games

Avatar of PortalMadura.Com
Mendadak Berbenah Demi Asian Games
Jaring hitam terlihat dipasang di atas Kali Sentiong atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kali Item di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu 25 Juli 2018. (Megiza Asmail - Anadolu Agency)

PortalMadura.Com, – Kali Sentiong, atau yang sejak puluhan tahun silam dikenal dengan sebutan Kali Item, kini menarik atensi masyarakat Jakarta dan dunia. Pasalnya, kali yang berjarak hanya 10 meter dari gerbang Wisma Atlet di kawasan Kemayoran dan dikenal kerap mengeluarkan bau tak sedap itu kini benar-benar jadi “item” karena ditutup jaring-jaring berwarna hitam.

Hamparan jaring hitam di atas kali yang diapit Jalan Rd.H.Keneng Mudatsir dan Jalan Sunter Jaya di daerah Kemayoran ini bahkan membuat kemegahan bangunan-bangunan menjulang tinggi yang disediakan pemerintah untuk tempat menginap belasan ribu atlet mancanegara tak lagi menarik untuk disimak warga yang melintas.

Demi memuaskan dan memberi suasana nyaman kepada atlet-atlet tamu dari puluhan negara, pemerintah DKI Jakarta agaknya buru-buru memutar otak untuk meredam bau menyengat yang terbilang sudah ‘biasa' menganggu penciuman warga sekitar. dilaporkan Anadolu Agency, Kamis (26/7/2018).

Tiga pekan sebelum kedatangan para atlet, pemprov mendandani Kali Item. Beberapa hari belakangan ini, petugas kebersihan sungai terlihat nonstop membersihkan limbah-limbah domestik penyebab bau busuk kali tersebut.

Terik matahari siang di langit Kemayoran memang sangat mudah membuat bau tak enak dari kali menyeruak ke hidung warga yang melintas. Bagi mereka yang sudah puluhan tahun tinggal di wilayah itu, ini adalah aroma yang ‘lumrah'.

Seperti kata Eneng, 52 tahun, warga Jalan Delta yang berada tepat di pojok Jalan Sunter Jaya. “Saya lahir di sini. Jadi sebenarnya sudah biasa sama bau Kali Item,” kata dia saat ditemui Anadolu Agency, Rabu.

Meski begitu, Eneng mengaku ada kalanya aroma kali terasa lebih menyengat dari biasanya. Kata dia, musim panas yang membuat air kali surut menjadi saat-saat di mana bau limbah kian menjadi.

“Memang sih tergantung angin. Tapi ya tetap saja bau. Apalagi di depan kan ada tempat pembuangan sampah dan mobil-mobil pengangkut sampah,” tunjuk dia ke arah Lokasi Pengolahan Sampah Ramah Lingkungan milik Suku Dinas Lingkungan Hidup Kotamadya Jakarta Pusat di seberang Kali Item.

Eneng bercerita sebelum Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyambangi kawasan Kali Item, dinas-dinas terkait sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi masalah bau di sekitaran Wisma Atlet.

Tak hanya menebar jaring sepanjang 700 meter yang menutup bagian atas Kali Item di depan gerbang wisma, namun sampah-sampah yang biasa ditumpuk di depan lokasi pengolahan sampah yang berada di pojok Jalan HBR Motik – tepat di seberang Wisma Atlet – pun telah dibersihkan sejak beberapa pekan belakangan.

“Ya, sekarang sudah mendingan karena sudah enggak ada lagi sampah-sampah di pojok jalan yang baunya parah banget kalau sudah menumpuk,” ujar dia.

Aksi cepat pemprov dalam menanggulangi masalah sampah pengganggu pemandangan dan juga penciuman para tamu negara dalam Event ini dipastikan bakal dilakukan dengan intensif hingga kedatangan para atlet.

Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan menegaskan pihaknya tengah melakukan berbagai cara untuk memberikan kenyamanan belasan ribu atlet yang akan menginap selama lebih dari dua pekan itu.

“Jadi kita sedang mengupayakan beberapa alternatif. Mulai dari pemasangan erator dan nano bubble sudah dilakukan. Nah sekarang kita lakukan rekayasa jalan air juga,” kata Teguh kepada Anadolu Agency, Kamis.

Dia memaparkan, rekayasa jalan air dibuat untuk mengurangi beban limbah di Kali Sentiong. Saat ini di rumah pompa Kali Item, kata Teguh, sudah ada sembilan unit pompa dengan kemampuan untuk mengaliri air hingga 250 liter dan 500 liter air per detik.

“Kami fokusnya untuk mengurangi bau menyengat. Tapi karena bau itu kebanyakan dari lumpur sampah yang juga sudah mengendap, makanya diperlukan erator dan bubble. Kalau jaring hitam itu ditutup agar dapat menahan supaya tidak banyak uap karena panas, yang nantinya dapat mengurangi bau menyengat,” tutur Teguh.

–Kala Pasukan Oranye mendadak jadi seniman

Keinginan pemerintah kota Jakarta untuk menjamu tamu negara dengan baik pun tak hanya menjadi pekerjaan rumah para kepala dinas seperti Teguh. Di area yang sama, para pekerja Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) juga mendamba dapat menyenangkan para atlet yang berkunjung ke ibu kota.

Seperti yang ditunjukkan belasan petugas yang dikenal dengan julukan pasukan oranye itu di sepanjang Jalan HBR Motik. Dinding setinggi 1,5 meter yang berdiri sepanjang kurang lebih 700 meter kini sedang dikuasai mereka.

Suhanda (38) salah satu petugas Dinas Kebersihan Kelurahan Kebon Kosong bercerita setiap harinya dia bersama 14 temannya yang lain menghabiskan waktu sejak pagi hingga petang untuk mempercantik dinding kusam di sepanjang jalan itu.

Biasanya, kata Suhanda, lima petugas akan datang lebih dulu sekira pukul 07.00, setelah apel pagi. Mereka membawa puluhan kaleng cat dan juga perkakas mengecat. Sekitar pukul 10.00, beberapa petugas yang sudah selesai bekerja menyapu jalan datang untuk bergabung.

Satu blok dinding berukuran 1,5 x 5 meter itu kemudian mulai mereka garap. Beberapa dari mereka membuat sketsa gambar terlebih dulu sebelum menyapukan cat warna-warni ke dinding.

“Enggak semua dari kita bisa menggambar, sih. Ada yang ngecatnya yang penting berwarna saja, tapi ada juga yang bisa gambar sketsa orang sedang berolahraga,” kata Suhanda, saat ditemui Anadolu Agency pada Rabu.

Dia menjelaskan, dalam satu harinya, 15 orang petugas PPSU yang mendadak banting stir sebagai seniman itu biasanya dapat menyelesaikan gambar warna-warni di tujuh hingga 10 dinding.

“Kalau ada teman yang enggak bisa gambar, kadang dibantuin sama teman yang lain. Jadi, satu dinding itu ada yang dikerjakan sama satu orang, ada juga yang dikerjakan sama tiga atau empat orang,” tutur Suhanda.

Dalam menentukan komposisi warna para petugas PPSU ini mendapat bantuan dari salah satu kepala Rukun Tetangga permukiman sekitar. Si Ketua RT memberikan saran dalam mengoplos warna cat agar warna terlihat lebih menarik.

Di bawah pohon-pohon rindang di pinggir jalan itu belasan petugas PPSU rela mengucurkan keringat lebih dari hari-hari biasanya demi membuat para tamu Asian Games merasa disambut di ibu kota.

Jelang senja, sebelum pukul 17.00 para petugas PPSU ini mengaso di bawah pohon-pohon rindang di tepi jalan. Sambil mereguk kopi instan dari penjual kopi keliling, mereka saling menikmati hasil karya ala sejawatnya yang menjadi seniman dadakan. Sebelum pada 18 Agustus mendatang karya mereka dilihat langsung oleh belasan ribu mata tamu negara itu.(AA)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.