Meski Bisa Atasi Kebotakan, Ini 4 Efek Samping Transplantasi Rambut

Avatar of PortalMadura.com
Meski Bisa Atasi Kebotakan, Ini 4 Efek Samping Transplantasi Rambut
Ilustrasi (doktersehat.com)

PortalMadura.Com saat ini sedang naik daun. Pasalnya, metode ini digadang-gadang bisa mengatasi masalah-. Misalnya, rambut rontok dan kebotakan.

Teknik ini dilakukan dengan mengambil rambut di bagian kulit kepala yang lebih tebal. Sebelum melakukan prosedur ini, biasanya dokter bedah akan memberikan anestesi atau bius lokal pada kulit kepala Anda.

Dilansir Hellosehat.com yang dikutip dari Healthline, terdapat dua jenis transplantasi rambut, yaitu Follicular Unit Transplantation (FUT) dan Follicular Unit Extraction (FUE).

Pembagian jenis ini berdasarkan teknik operasi yang dilakukan. Dalam teknik FUT, dokter bedah akan menyayat sebagian kulit kepala Anda, umumnya di bagian belakang kepala yang masih terdapat banyak rambut. Sayatan kulit ini biasanya berukuran 15-25 cm. Kemudian, luka sayatan akan dijahit.

Setelah itu, kulit kepala dengan rambut yang telah disayat akan dibagi menjadi bagian-bagian kecil, yang terdapat 1 helai rambut pada setiap bagiannya.

Dengan alat tertentu, dokter akan membuat lubang-lubang kecil di kulit kepala Anda dan memasukkan bagian kulit kepala dengan rambut tadi. Proses ini disebut dengan grafting (Okulasi).

Sementara itu, FUE dilakukan dengan cara yang sedikit berbeda. Dokter bedah akan mencukur rambut Anda, kemudian menyayat folikel-folikel rambut Anda satu persatu. Setelah itu, dokter bedah akan melakukan teknik grafting pada bagian kulit kepala Anda dengan folikel-folikel rambut tadi.

Tapi, sebelum Anda mengikuti tren tersebut, ada baiknya Anda mengetahui apa saja efek samping yang ditimbulkan dari transplantasi rambut.

Sebab, meskipun prosedur ini dinilai aman, terdapat potensi munculnya efek samping setelah melakukan transplantasi rambut. Lantas, apa saja efek sampingnya?. Berikut daftarnya:

Reaksi Terhadap Obat Bius

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, anestesi atau obat bius lokal akan diberikan oleh dokter sebelum prosedur transplantasi rambut dilakukan. Namun, dalam beberapa kasus, terdapat pasien yang mengalami reaksi alergi terhadap obat bius.

Reaksi ini mungkin jarang terjadi, tapi meskipun begitu, sebanyak 1 dari 10.000 pasien yang dibius, reaksi alergi yang berpotensi timbul adalah anafilaktik. Selain itu, reaksi lain yang mungkin muncul adalah rasa gatal, kesulitan menelan, batuk, dan pembengkakan di bagian tubuh tertentu.

Komplikasi Selama dan Setelah Operasi

Selama operasi berlangsung, pasien berisiko mengalami takikardia atau percepatan detak jantung. Meskipun bersifat sementara, kondisi ini dapat mengakibatkan masalah pada pasien dengan penyakit jantung.

Walaupun angka kejadiannya cenderung rendah, terdapat kemungkinan adanya efek samping berupa infeksi setelah transplantasi rambut. Pasalnya, luka jahitan pascaoperasi berpotensi mengganggu peredaran darah dan membentuk kerak, yang berisiko menyebabkan infeksi. Selain itu, kondisi folikulitis kronis diyakini dapat terjadi di kulit kepala.

Menurut penelitian terbaru pada tahun 2019, kondisi-kondisi tersebut dapat terjadi akibat kurang menjaga kebersihan setelah menjalani prosedur operasi. Untuk mengatasi ini, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik dan sampo antibakteri untuk mencegah infeksi lebih lanjut.

Rambut Tumbuh Tidak Beraturan

Tidak hanya reaksi terhadap obat bius dan komplikasi setelah operasi, efek samping lain dari transplantasi rambut adalah penempatan folikel rambut ke arah yang tidak tepat, sehingga tampilan rambut Anda mungkin akan terlihat aneh. Hal ini bisa terjadi karena dokter bedah tidak memerhatikan arah tumbuhnya rambut asli Anda dengan baik.

Umumnya, pertumbuhan rambut yang normal tidak berarah tegak lurus dari kulit kepala. Rambut seharusnya tumbuh dengan sudut yang lebih miring, terlebih jika letak folikel rambut semakin dekat dengan pelipis.

Oleh karena itu, dokter bedah yang melakukan prosedur ini harus memiliki kemampuan melihat arah pertumbuhan rambut yang berbeda-beda, tergantung pada letak kulit kepalanya agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bagi rambut atau kulit.

Gatal-gatal dan Luka

Rasa gatal di kulit kepala memang sudah umum terjadi pada seseorang. Nah, bagi yang melakukan transplantasi rambut, tentunya rasa gatal itu berbeda.

Gatal-gatal yang muncul berpotensi menyebabkan komplikasi lainnya, seperti timbulnya ruam atau kemerahan (pruritus), folikulitis, serta muncul luka akibat terlalu sering digaruk. Nah, hal ini tentu akan cukup mengganggu bagi yang melakukan transplantasi rambut.

Selain efek-efek yang telah disebutkan di atas, terdapat pula beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, tergantung apakah Anda menjalani prosedur FUT atau FUE.

FUT

Berhubung sayatan operasi pada prosedur FUT berukuran panjang dan lebar, terkadang sayatan luka yang telah dijahit dapat menimbulkan adanya dehisensi luka. Kondisi ini terjadi ketika luka pascaoperasi terbuka kembali meski telah dijahit.

Dalam beberapa kasus, luka pascaoperasi juga dapat meninggalkan bekas yang sulit menghilang. Beberapa komplikasi lain yang mungkin timbul adalah memar dan keloid walaupun sangat jarang terjadi.

Efek Samping Transplantasi Rambut FUE

Meskipun teknik FUE tidak menimbulkan komplikasi sebanyak FUT. Namun, penipisan rambut pada area transplantasi dilaporkan terjadi pada beberapa kasus.

Selain itu, kondisi kerontokan, keloid pada luka operasi, dan kemunculan kista subdermal juga berpotensi terjadi setelah transplantasi rambut dilakukan.

Baca Juga : Demo Mahasiswa Pamekasan Ricuh, Kontributor CNN Dilarikan ke Rumah Sakit

Bagaimana, apakah Anda berniat untuk melakukan transplantasi rambut?. Semoga penjelasan di atas bisa menjadi gambaran bagi Anda untuk melakukannya.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.