Moms, Ini Alasan Kenapa Bayi Tertawa Sendiri

Avatar of PortalMadura.Com
Moms, Ini Alasan Kenapa Bayi Tertawa Sendiri
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Senyum dan tawa bayi Anda tentu menjadi salah satu hal yang selalu Anda tunggu setiap hari. Itu juga merupakan tanda bahwa anak Anda tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal pertama yang dilakukan bayi ketika dilahirkan di dunia adalah menangis. Ini adalah respons alami yang ditunjukkan olehnya pada dunia yang asing sekaligus mencari kehangatan sang ibu.

Melihat betapa indahnya tawa buah hati Anda, memang perlu waktu. Ia perlu mempelajari banyak hal, termasuk espresi wajah ketika tertawa. Tertawa merupakan cara bayi untuk berkomunikasi dengan Anda. Ini pertanda bahwa ia merasa waspada, bahagia, atau tertarik pada suatu hal.

Pada umumnya bayi akan menunjukkan tawa pertamanya pada usia sekitar tiga atau empat bulan. Namun, jangan khawatir jika pada rentang usia tersebut ia belum tertawa. Ingat, bahwa setiap memiliki perkembangan yang berbeda-beda, ada yang lebih cepat, normal, dan lambat. Jika keterlambatan perkembangan ini membuat Anda khawatir, jangan sungkan untuk melakukan konsultasi pada dokter anak.

Anda mungkin pernah memergoki bayi tertawa lucu atau tersenyum sendiri. Tenang, ini bukan menandakan bahwa bayi Anda memiliki gangguan jiwa. Namun, ada yang kadang tidak Anda tahu membuat bayi mengeluarkan ekspresi ini. Sudah banyak penelitian ilmiah yang menggali penyebab bayi tertawa. Jean Piaget berpendapat bahwa tawa bayi merupakan cara bayi untuk mendapatkan wawasan mengenai dunia sekelilingnya.

Hasilnya menunjukkan bahwa bayi tertawa bukan karena hal yang lucu. Padahal Anda sudah berusaha keras untuk memancingnya untuk tertawa. Sebagian besar bayi menurut penelitian akan menunjukkan tawanya dibanding ekspresi kaget atau sedih ketika ia melakukan sesuatu yang tidak seharusnya, seperti menjatuhkan mainan, terjatuh saat bermain atau berjalan.

Ketika ia mendengar suara lengkingan, bunyi bibir Anda ketika mencium mereka, tepuk tangan, suara berisik yang berulang, seperti siulan, suara bell, lonceng, atau kerincingan mainan bayi. Bunyi ini dianggap lebih menarik bagi bayi dibanding suara normal seseorang ketika ia berbicara.

Ketika ia merasakan geli dari jenis sentuhan yang belum pernah ia alami sebelumnya. Misalnya saat Anda meniup lembut kulit bayi, terutama bagian perut atau mencium kaki dan tangan mereka. Ketika mengajaknya bermain cilukba dengan menutupi wajah dengan tangan atau menyembunyikan suatu mainan.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.