PortalMadura.Com, Sumenep – Monumen pesawat yang dibangun tahun 2015 dekat Bandara Trunojoyo, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mulai dikritisi netizen.
“Bagi saya begitu sulitnya mengaji maknanya. Sebuah ‘pesawat' ditaruh di puncak monumen melampaui ‘kuda terbang' yang cukup berada di bawahnya,” kata salah seorang netizen, A Dardiri Zubairi, di media sosial facebook.
Ia pun bertanya “Apakah ini pertanda bahwa kita telah sukses mengubur peradaban Joko Tole yang gagah berani melawan perahu Dempo Abang Blambangan yang ingin menaklukkan Sumenep dulu?,” ujarnya.
Menurutnya, “diam-diam hati kita girang karena kota kita sudah punya bandara sebagai penanda bahwa kota kita tambah maju, modern, dan makmur? Kita sudah lupa, ‘kuda terbang' milik Jakotole adalah ‘simbol perlawanan' terhadap penguasa durjana Dempo Abang,” urainya.
Ia menegaskan, bahwa bandara dengan pesawatnya adalah alat bagi pemodal rakus untuk menaklukkan Madura.
Ia yang juga mengunggah foto monumen pesawat tersebut, mampu mengundang netizen lain. Misalnya, Alfaqier Ghazaly Ahmed memberi komentar “Masyaallah, kita jangan sampai terkecoh oleh pebisnis rakus itu”.
Sementara, netizen lain, Abdullah Hamid menjelaskan, bahwa “pesawat itu lambang halim perdana kusuma putra Madura melanjutkan perjuangan Jokotole dan Trunojoyo,” Selasa (5/1/2016).
Sebelumnya, monumen pesawat Oviten -10 Bronco yang dibangun di Desa Kacongan, Kecamatan Kota Sumenep tersebut dipasang oleh Tim Skatek 022 Lanud Abdurrahman Saleh, Malang pada pertengahan November 2015.
Pesawat yang saat ini menjadi ikon monumen resmi disebut Monumen Halim Perdana Kusuma.(Hartono)