PortalMadura.Com – Salah satu cara cepat untuk menenangkan anak yaitu main gadget dan nonton televisi. Cara ini dinilai efektif dilakukan orang tua saat anaknya nangis.
Namun, banyak hal yang harus orang tua perhatikan saat si kecil asyik nonton TV. Selain konten yang dilihat juga batasan usia. Sehingga orang tua harus bijak untuk memperlihatkan tontonan di televisi yang sebenarnya masih belum cocok untuk si kecil.
Lantas apa alasan orang tua menghindarkan anak saat menonton televisi? Berikut ulasannya:
Perkembangan Otak Secara Dini
Meskipun bayi dan balita suka nonton TV, mereka belum mengerti makna apa yang ada dalam layar tersebut lho, Bun, karena butuh waktu selama 18 bulan bagi otak bayi untuk berkembang. Tentu sebelum usia 18 bulan, mereka belum bisa menghubungkan peristiwa yang ada di TV dengan yang ada di dunia nyata.
Bayi dan Balita Belajar Lewat Interaksi
Secara alami, bayi dan balita akan belajar dari orang lain. Melalui interaksi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, mereka dapat belajar cara berkomunikasi. Jangan terlalu sering mengajak anak berkomunikasi lewat video call ya, Bun. Bagaimana pun juga, anak membutuhkan stimulasi memegang, melempar, dan mendengar berbagai suara. Interaksi melalui video call tidak dapat memenuhi berbagai stimulasi tersebut.
Dampak Negatif Bila Anak Nonton TV Sebelum Umur 18 Bulan
Balita yang sering nonton TV berpotensi memiliki masalah pada atensi di usia 7 tahun. Sedangkan, pada bayi, terlalu banyak nonton TV berdampak negatif pada perkembangan bahasa, kemampuan membaca, ingatan jangka pendek, sulit tidur, hingga sulit memperhatikan.
Dokter anak, David L. Hill, MD, FAAP menyarankan batasi durasi nonton TV anak jadi satu jam sehari, sebelum usia 18 bulan sampai 5 tahun. (haibunda.com/Desy)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
