Pelaku Sodomi Ternyata Pengurus Organisasi Keagamaan dan Sering Berceramah

Avatar of PortalMadura.Com
Pelaku Sodomi Ternyata Pengurus Organisasi Keagamaan dan Sering Berceramah
Tersangka

PortalMadura.Com, – Pelaku sodomi inisial AM (50), guru ngaji asal Dusun Morasen, Desa/ Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur sering diundang berceramah disejumlah organisasi kemasyarakatan warga setempat.

“Ia memang sering berceramah disejumlah pengajian organisasi kemasyarakatan,” kata Cipto, salah seorang warga Pasongsongan, Jumat (12/2/2016).

Ia mengaku, kesehariannya pelaku memang sebagai guru ngaji dan santrinya tidak terlalu banyak karena memang berada di pedesaan.

“Kalau tidak salah, pelaku itu pengurus salah satu organisasi massa keagamaan dan ia termasuk orang yang ditokohkan disini,” katanya.

Sebelumnya, penggerebekan terhadap AM berawal dari kecurigaan warga, karena guru ngaji ini sering mengajak santri laki-laki masuk ke dalam kamar. Warga kemudian mengintai gerak-gerik tersangka. Saat AM mengajak masuk salah satu santri ngajinya berinisial AG ke kamar di dekat balai desa, warga mengintip dari luar.

Kecurigaan warga semakin besar, karena saat AM dipanggil-panggil dan diminta warga untuk keluar, guru ngaji itu tidak segera keluar.  Saat AM keluar kamar dan dicecar dengan pertanyaan warga, AM mengaku tidak berbuat apa-apa di dalam kamar bersama santrinya, AG. Namun warga tidak begitu saja percaya pada pengakuan AM. Warga kemudian memanggil sejumlah santri yang diduga juga telah menjadi korban sodomi AM.

Setelah korban-korban AM dihadirkan di hadapan AM dan menceritakan tentang peristiwa sodomi itu, akhirnya AM mengakui perbuatan tidak senonohnya pada sejumlah santri. AM kemudian diadili di balai desa, dan diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan asusila itu. (arifin/choir)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.