Pelayanan Pasien Diskriminatif, Dewan Panggil Dinkes dan UPT Puskesmas Bluto

Avatar of PortalMadura.Com
Pelayanan Pasien Diskriminatif, Dewan Panggil Dinkes dan UPT Puskesmas Bluto
Achmad Jasuli

PortalMadura.Com, – Komisi D DPRD Sumenep, akan memanggil Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, dan UPT . Di pusat pelayanan kesehatan masayarakat (Puskesmas) Bluto, telah ditemukan pelayanan pasien SPM (surat pernyataan miskin) dianak tirikan.

Sementara pasien umum, ditempatkan di zal yang tersekat-sekat dengan fasilatas memadai. Sehingga keluarga pasien SPM merasa di anak tirikan dan melaporkan kejadian tersebut pada DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur.

“Setelah mendapat laporan dan kami sidak ke Puskesmas Bluto, ternyata benar disana ada perbedaan pelayanan pada pasien,” kata Achmad Jasuli, anggota komisi D DPRD Sumenep, Rabu (4/2/2015).

Tentu saja perbedaan pelayanan tersebut, menjadi atensi besar di komisinya. Karena anggaran pengobatan gratis tahun 2015 cukup besar, sehingga tidak perlu ada perbedaan pelayanan pada pasien.

“Anggaran pengobatan gratis naik 50 persen dari tahun 2014, masak pelayanan pada pasien di Puskesmas masih seperti ini,” sesalnya.

Dikatakan, anggaran pengobatan gratis bagi masyarakat miskin tahun 2015 mencapai Rp33,3 miliar, naik sekitar 50 persen dari tahun 2014, yang hanya Rp17 miliar. Sehingga petugas Puskesmas maupun petugas rumah sakit tidak perlu menganak tirikan pasien SPM yang membutuhkan pengobatan, karena semua biaya sudah ditanggung oleh pemerintah.

Achmad Jasuli menilai, perbedaan pemberian pelayanan pada pasien oleh petugas Puskesmas Bluto, merupakan bentuk diskriminatif terhadap masyarakat. Dan tindakan tersebut harus segera diberantas serta ditiadakan di berbagai pusat pelayanan masyarakat.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep dr. Fatoni membenarkan temuan Komisi D DPRD Sumenep. “Temuan itu benar, dan itu merupakan kesalahan yang di lakukan Puskesmas Bluto, padahal sebelumnya sudah kami intruksikan pada semua puskesmas agar tidak membedaka-bedakan pelayanan pada semua pasien, sehingga keluarga pasien tidak merasa dianak tirikan,” katanya.

Pihaknya juga menghibau petugas puskesmas, agar membujuk keluarga pasien supaya menggunakan perawatan melalui jalur SPM. Sehingga pasien umum di puskesmas tidak membludak, dan tidak memunculkan efek sosial pada masyarakat.

Informasi dilapangan, pemberian pelayanan pada pasien di Puskesmas Bluto, menggunakan dua jalur pelayanan, yakni pelayanan umum dan pelayanan SPM. Namun pelayanan tersebut akhirnya di rubah, setelah kasus tersebut dilaporkan pada DPRD setempat, saat ini pemberian pelayanan pada pasien di sama ratakan.(udin/htn)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.