Penerbitan Buku Ilmu Perpustakaan Masih Minim

Avatar of PortalMadura.Com
Penerbitan Buku Ilmu Perpustakaan Masih Minim
ist. Pustakawan Perpusnas RI, Suharyanto, Rilis buku baru

PortalMadura.Com, Jakarta – Penerbitan di bidang dan informasi masih dirasakan minim. Hal ini tercermin dari beberapa kajian yang menunjukkan bahwa selama 53 tahun (1952-2005) pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi di Indonesia hanya terdapat 237 buku di bidang ilmu perpustakaan dan informasi.

“Selama kurun waktu tersebut, hanya terdapat 4-5 buku bidang ilmu perpustakaan dan informasi per tahun,” ujar Suharyanto, Pustakawan Perpusnas RI dan Penulis Buku “Serba-Serbi Koleksi Perpustakaan” (2015) yang diterbitkan FAM Publishing, Divisi Penerbitan Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia, di Jakarta, Jumat (20/2/2015).

Dikatakan Suharyanto, data lain mengenai terbitan buku di bidang perpustakaan dan informasi menyebutkan, sebanyak 89 buku diterbitkan periode 1991-2001 rata-rata terbitan buku per tahunnya pada periode tersebut berjumlah 8 sampai 10 buku.

“Dilatarbelakangi data tersebut, maka untuk menambah khasanah keilmuan khususnya di bidang perpustakaan dan informasi saya menyusun buku tentang serba-serbi koleksi perpustakaan ini,” kata Suharyanto.

Menurutnya, koleksi perpustakaan pada saat ini tidak hanya terbatas pada buku, melainkan berisi berbagai jenis koleksi seperti; peta, atlas, bola dunia, rekaman suara, rekaman video, bahan grafis, sumber elektronik, dan lainnya. Semua koleksi yang berhasil dihimpun dan disimpan di perpustakaan perlu diolah agar dapat dimanfaatkan oleh pemustakanya.

“Kegiatan pengolahan bahan perpustakaan memungkinkan koleksi perpustakaan tertata secara sistematis dan dapat ditemukan kembali secara efektif dan efisien,” ujar Suharyanto yang merupakan pustakawan  berprestasi  peringkat pertama di Provinsi DKI pada tahun 2012 dan peringkat pertama nasional pada tahun yang sama.

Diungkapkan, wujud kegiatan pengolahan bahan perpustakaan ini adalah pengatalogan bahan perpustakaan. Pengatalogan dibagi menjadi  dua kegiatan, yaitu pengatalogan deskriptif dan pengatalogan subjek.

“Pengatalogan deskriptif berkaitan dengan deskripsi 8 daerah dan penentuan titik akses untuk tajuk entri utama dan tajuk entri tambahan. Pengatalogan subjek berkaitan dengan analisis isi suatu bahan perpustakaan (klasifikasi dan tajuk subjek),” paparnya.

Ditambahkan, koleksi tersebut haruslah dikelola dengan standar pengelolaan. Beberapa standar yang dapat digunakan dalam pengatalogan koleksi tersebut, antara lain Anglo American Cataloguing Rules 2nd edition (AACR2), International Standard Bibliographic Description (ISBD), Peraturan Pengatalogan Indonesia, untuk pengatalogan deskriptif dan Dewey Decimal Classification (DDC) untuk pengatalogan subjek.

“Buku ini menguraikan tentang pengelolaan koleksi nonbuku (bahan kartografi, rekaman suara, rekaman video, dan sumber elektronik), klasifikasi bahan perpustakaan berdasarkan DDC, pengatalogan dengan fomat MARC dan juga disertai dengan contoh-contoh pengatalogan untuk masing-masing jenis bahan perpustakaan,” ujarnya ketika merilis buku tersebut. (rel/htn)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.