Pengguna Media Sosial, Ini 7 Hal yang Akan Membuatmu Jadi Sasaran Empuk Netizen

Avatar of PortalMadura.Com
Pengguna Media Sosial, Ini 7 Hal yang Akan Membuatmu Jadi Sasaran Empuk Netizen
ilustrasi

PortalMadura.Com – Seharusnya jejaring sosial menjadi wadah bagi setiap orang untuk mengekspresikan diri. Siapa pun berhak untuk melakukan apa saja terhadap akun jejaring sosial yang mereka miliki. Namun harus diingat bahwa kebebasan manusia tak ada yang mutlak. Tindakan bebas yang kita lakukan pun masih harus menghormati orang lain.

Walaupun tak tertulis, ada norma-norma yang harus dijalankan dalam bermedia sosial. Secara teknis, kebanyakan memang tidak melanggar aturan resmi yang ditetapkan oleh jejaring sosial yang bersangkutan. Tetapi lebih baik memang dipatuhi demi kenyamanan bersama selaku pengguna jejaring sosial.

Ada perilaku-perilaku di jejaring sosial yang sebaiknya dihindari. Jika tidak dipatuhi, mungkin si pelaku tak akan terjerat hukum atau diganjar pemblokiran. Tetapi bukan tidak mungkin kalau sampai dihakimi . Dampaknya bisa lebih merusak bagi kondisi psikologis, karena kekuatan massa di era internet itu sungguh menakutkan.

Menyiksa binatang

Tampaknya ada beberapa orang yang berpikir menggantung kucing di jemuran dengan menjepit kulit leher belakang mereka lucu. Ada pula yang dengan enteng melempar anak anjing agar terlindas mobil lewat. Lalu foto atau videonya diunggah di jejaring sosial.

Padahal perilaku seperti ini tergolong tak wajar. Penyiksaan terhadap binatang bisa menjadi tanda-tanda awal perilaku psikopat. Selain itu juga membuat orang yang melihatnya di linimasa merasa sangat tidak nyaman.

Membunuh hewan dilindungi

Beberapa spesies binatang dilabeli status ‘langka' atau ‘dilindungi' untuk membantu upaya pelestariannya. Beberapa hewan dari kategori ini mungkin masih bisa ditemukan di alam liar. Tetapi bukan berarti bebas diburu dan dibunuh.

Perburuan hewang langka tidak hanya membuat pelakunya berurusan dengan hukum. Tindakan seperti ini bisa dianggap sebagai bentuk ketidakpedulian oleh netizen.

Membully orang lain yang mengalami kemalangan

Pasti kamu cukup sering menjumpai unggahan di jejaring sosial yang sifatnya mengejek kekurangan fisik atau kondisi finansial orang lain. Tanpa penjelasan panjang pun rasanya mudah dimengerti kalau ini termasuk perilaku yang tidak etis. Apalagi jika dilakukan di ranah jejaring sosial yang terbuka untuk umum. Bisa-bisa dibully netizen karena dianggap sombong atau tak sensitif.

Berlaku tak sopan terhadap orang tua

Beberapa waktu lalu sempat beredar foto Instagram yang menunjukkan seorang pemuda mengacungkan kunci pas untuk memukul seorang pria lansia yang sedang membetulkan motornya. Aksi ini memang cuma main-main. Tetapi terlihat tak pantas, karena terkesan kurang ajar terhadap orang yang jauh lebih tua. Tentu saja netizen langsung bereaksi keras terhadap foto-foto tersebut.

Tidak menghargai situs bernilai sejarah

Foto dan video pelaku tindakan iseng di situs bernilai sejarah cukup sering ditemui. Hampir semuanya berakhir jadi objek bully-an netizen. Tak jarang pula yang mendapat teguran langsung dari pengelola situs.

Karena aksi seperti ini sudah sering terjadi dan selalu berbuntut sama, sebaiknya tidak usah dilakukan lagi.

Mencuri foto orang

Plagiarisme saja sudah dianggap memalukan. Apalagi kalau sampai mencuri karya orang lain dan diakui sebagai buatan sendiri. Tentunya ini tindakan yang lebih tidak terpuji. Padahal si pemilik yang asli sudah mencurahkan usaha untuk membuatnya. Hal yang sama juga berlaku untuk foto. Kalaupun hendak menggunakan foto orang lain, lebih baik jika setidaknya mencantumkan atribusi terhadap pemilik aslinya.

Foto mesra yang kelewat vulgar

Menunjukkan kemesraan dengan pasangan di jejaring sosial memang hak masing-masing pengguna. Tak ada yang bisa melarang. Tetapi kalau kemesraan yang ditunjukkan dinilai kelewat vulgar, tentunya bakal banyak mulut yang berkomentar. Karena pada dasarnya beberapa hal memang sebaiknya disimpan di ‘balik pintu'.

Hal yang sudah tertulis diatas hendaknya kita jadikan suatu pelajaran apabila kita juga pernah melakukannya. Kita juga harus lebih berhati-hati saat akan mengirim konten atau mengomentari sebuah konten.

Sebagai makhluk Tuhan yang memiliki akal yang paling sempurna, kita harus menggunakan anugerah tersebut untuk tidak semena-mena dalam bertindak, baik itu didunia nyata ataupun dimedia sosial.

Jika kita menggunakan dengan baik maka dampak yang akan kita dapatkan akan baik juga. Namun jika tidak, hal tersebut akan sangat merugikan dan menjerumuskan diri kita sendiri. Jadi, bijaksanalah dalam menggunakan media sosial. (merdeka.com/Anek)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.