Pensiunan PNS Sumenep Ternyata Tewas Ditangan Dukun Wanita Pengganda Uang

Avatar of PortalMadura.Com
Pensiunan PNS Sumenep Ternyata Tewas Ditangan Dukun Wanita Pengganda Uang
dok. Penemuan Mayat di sebuah makam di desa Desa Dempo Timur Kecamatan Pasean Pamekasan, Madura, Kamis (25/1/2018)

PortalMadura.Com – Masih ingat dengan penemuan sesosok mayat pria di pemakaman Desa Dempo Timur, Kecamatan Pasean, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Kamis (25/1/2018) sekitar pukul 12.30 WIB?.

Korban bernama Sahab (59) warga Jalan KH. Agus Salim, Pamolokan, . Ia adalah seorang pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Sumenep dan aktif di LSM Institut Pendidikan Kriminal dan Korupsi Madura (IPK2M).

Tewasnya korban tersebut, ternyata berkaitan dengan usaha penggandaan uang yang hendak dilakukan korban pada dukun wanita, Nur Hidayati (59) warga Kelurahan Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember.

Nur Hidayati telah diamankan oleh polisi Subdit IV/Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim bersama tiga tersangka lain yang diduga ikut serta dalam pembunuhan tersebut. Yakni, Ansori alias Ulum (44), Eeng Effendi (31), dan Rudi Hartono (38).

AKBP Bobby yang sebentar lagi menjabat Kapolres Bangkalan, menjelaskan motif pembunuhan itu dilandasi kejengkelan. PortalMadura.Com, Kamis (15/3/2018), melansir dari laman surya.co.id.

Pengakuan Nur Hidayati pada polisi, korban sering menagih upaya penggandaan uang dari dana yang disetor sebesar Rp 152,5 juta. “Katanya uang Rp 152,5 juta itu jika digandakan bisa menghasilkan Rp 2 miliar. Dari janji Nur Hidayati itu, korban akhirnya terus menagih,” ujar AKBP Bobby, Rabu (14/3/2018).

Perkenalan tersangka Nur Hidayati dengan korban Sahab, berlangsung lewat media sosial. Lalu tersangka menawarkan penggandaan uang yang hasilnya mencapai miliaran rupiah. Korban pun sepakat dan mau menyerahkan dana.

Dana itu disetor sejak Februari 2016 senilai Rp 15 juta; 17 Desember 2017 Rp 50 juta; awal Januari 2018 Rp 50 juta; pertengahan Januari 2018 Rp 25 juta dan 20 Januari 2018 sebesar Rp 12,5 juta.

“Setelah uang diserahkan korban hanya dijanjikan saja. Uang nggak pernah terealisasi,” paparnya.

Keterlibatan 3 tersangka lain

Tersangka Nur Hidayati yang merasa jengkel dan tertekan akhirnya berencana melakukan pembunuhan terhadap korban Sahab. Nur Hidayati mengajak tersangka Ansori dan dijanjikan akan mendapat upah sebesar Rp 11,5 juta, namun baru dibayar Rp 1 juta.

Keduanya berangkat dari Jember menuju Pamekasan, Madura, 23 Januari 2018. Sekitar pukul 01.00 WIB tiba di Pamekasan. Korban Sahab diajak bertemu di rumah tersangka Eeng Efendi untuk kepentingan ritual.

“Itu hanya kamuflase saja. Tujuan utamanya agar tersangka Ansori tahu wajah Sahab supaya tidak salah sasaran,” tegas AKBP Bobby Paludin.

Untuk memuluskan rencana pembunuhan korban, maka berangkat menuju pemakaman umum Dusun Kaljen, Desa Dempo Timur, Kecamatan Pasean, Pamekasan.

Begitu ritual berlangsung yang katanya untuk menarik uang gaib, kepala korban dihantam besi berbentuk L sebanyak dua kali. Seketika itu, korban terjatuh dan meninggal dunia di lokasi pemakaman umum.

Baca: Aktifis LSM Ditemukan Tewas Bersandar di Makam

Ponsel milik korban dibawa pelaku dan dijual ke tersangka Rudi Hartono senilai Rp 500.000. Dari ponsel itu, akhirnya polisi mampu mengungkap pelaku pembunuhan yang menimpa Disbudparpora Sumenep.(*)

(sumber: surya.co.id)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.