Plus Minus Jika Kakak Adik Tidur Sekamar

Avatar of PortalMadura.com
Plus Minus Jika Kakak Adik Tidur Sekamar
Ilustrasi (kartuners.com)

PortalMadura.Com – Keluarga yang harmonis tidak hanya bisa dilihat dari ikatan antara orang tua dan anak yang baik. Tapi juga didukung dari keharmonisan di antara saudara kandung. Walaupun memang terkadang sulit karena ada saudara yang sering bertengkar.

Sebagai orang tua, melihat anak yang tidak kunjung akur tentu bikin Anda merasa tidak nyaman dan khawatir. Oleh karena itu, Anda perlu mendekatkan mereka satu sama lain. Salah satu caranya dengan membiarkan kakak adik .

Dilansir PortalMadura.Com, Kamis (18/7/2019) dari laman Hellosehat.com, saat membiarkan saudara kandung tidur sekamar, ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Apa saja itu?. Yuk simak uraian berikut ini:

Pro dan Kontra Kakak Adik Tidur Sekamar

Sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan pada HHS Author Manuscript menjelaskan mengenai peran penting kehadiran saudara kandung. Studi tersebut menyatakan bahwa saudara memiliki peran yang penting, yaitu sebagai sahabat, orang yang bisa dipercaya, sekaligus pembanding sosial.

Dengan kata lain, kehadiran saudara dalam sebuah keluarga menjadi penolong antara satu dengan yang lainnya. Apabila sang adik membutuhkan sesuatu maka si kakak bisa mengambil peran sebagai pelindungnya. Intinya, mereka dapat memengaruhi satu sama lain.

Baca Juga : BEP Rp 42 Ribu Per Kilogram, Petani Tembakau Pamekasan Demo Bupati

Hal-hal itulah yang kemudian akan memengaruhi perkembangan anak. Sang adik akan menjadikan kakak sebagai panutannya. Sementara sang kakak, akan merasa bertanggung jawab untuk menjaga dan menjadi sosok yang baik bagi adiknya.

Oleh karena itu, orang tua perlu mempererat hubungan mereka dengan menempatkan kakak dan adik dalam satu kamar tidur yang sama. Lantas, apa saja keuntungan dan kekurangan menerapkan aturan ini?.

Keuntungan Membiarkan Kakak dan Adik Tidur Sekamar

Mempererat Ikatan Persaudaraan

Sebenarnya butuh waktu yang cukup lama untuk bisa membuat keduanya akrab dan akur. Selain membiarkan mereka main bersama, mendekatkan anak dengan cara tidur sekamar menjadi alternatif yang tepat dan peluang tersendiri.

Dengan begitu, mereka kemungkinan besar akan memahami satu sama lain. Apalagi, jika sang adik tidak bisa tidur sendiri, sang kakak bisa menemaninya. Sebelum tidur, kakak dan adik sangat mungkin membuka obrolan ringan. Entah itu mengenai pengalaman, mainan baru, acara TV kesukaan, dan lain-lain.

Apabila mereka sudah terbiasa melakukan cara itu, maka lama kelamaan keduanya akan merasa lebih baik tidur sekamar dan tidak canggung lagi.

Mengajarkan Anak untuk Berbagi

Pada dasarnya setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda, ada yang cenderung nakal, egois dan tidak bisa diatur. Ada pula yang penurut, baik dan selalu mengalah. Nah, dengan menggabungkan keduanya tidak hanya mempererat hubungan mereka, tapi juga mengajarkan anak untuk berbagi.

Belajar berbagi melibatkan banyak emosi dalam diri anak, seperti empati dan simpati (merasakan apa yang dirasakan orang lain) dan sifat murah hati untuk memberikan apa yang dimiliki anak.

Selain itu, tidur sekamar juga mengajarkan sang kakak dan adik untuk memahami batasan dan peraturan. Misalnya, sang adik tidak boleh membuat kasur sang kakak berantakan atau mengotorinya. Begitu pula sebaliknya.

Kekurangan Jika Kakak dan Adik Tidur Sekamar

Anak Menjadi Tidak Leluasa

Walaupun ada keuntungan jika membiarkan anak tidur sekamar, ada pula kekurangan yang bisa dialami anak. Salah satunya adalah anak jadi tidak leluasa mengeksplorasi kamar tidurnya.

Contohnya, sang kakak sangat suka dengan bunga sehingga ingin mendekorasi kamarnya dengan sticker bunga, sementara sang adik tidak menyukainya. Bisa juga kebalikannya, sang adik asyik bermain di kamar padahal sang kakak hendak belajar.

Perbedaan pemahaman di antara keduanya tidak sedikit yang membuat mereka kemudian bertengkar dan berseteru. Apabila itu yang terjadi, maka Anda sebagai orang tua perlu mengatasinya sehingga membuat mereka dekat kembali.

Anak Merasa Tidak Memiliki Privasi dan Tidak Nyaman

Tidak hanya itu, kakak dan adik yang tidur sekamar terkadang membuat mereka merasa tidak memiliki privasi. Padahal, anak membutuhkan ruang untuk dirinya sendiri.

Baik itu mengerjakan sesuatu dengan tenang, merias kamar sesuai keinginannya, dan memberinya tempat ketika mereka sedang bersedih atau ingin sendiri.

Ruang pribadi untuk anak sangat mereka butuhkan, terutama ketika mereka bertambah besar atau menuju pubertas. Apalagi jika sang kakak dan adik memiliki jenis kelamin yang berbeda.

Semakin dewasa, anak akan mengalami perubahan pada tubuh mereka. Mereka perlu menjaganya dari pandangan dan sentuhan orang lain, termasuk saudara kandungnya sendiri.

Lantas, apa yang harus dilakukan orang tua?.

Anda boleh saja membiarkan anak tidur di kamar yang sama. Tapi sebelum itu dilakukan, alangkah baiknya Anda bertanya terlebih dahulu pada anak, apakah ia mau atau tidak. Jangan memaksa jika sang kakak atau adik menolak untuk sekamar.

Apabila Anak Anda merasa sudah mantap untuk berbagi kamar yang sama dengan sang kakak atau adiknya, Anda juga perlu menanyakannya secara berkala untuk memastikannya. Misalkan, apabila sewaktu-waktu anak Anda mungkin membutuhkan kamar sendiri.

Meski tidak ada batasan usia spesifik, anak-anak yang mulai memasuki sekolah biasanya mulai mengembangkan sikap mandiri. Mereka sudah bisa memiliki kamar sendiri karena sudah berani tidur sendiri dan bertanggung jawab menjaga kebersihan kamarnya. Itu sebabnya, menanyakan dan meyakinkannya menjadi penting.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.