PortalMadura.Com, Pamekasan – Isu adanya pungutan liar (Pungli) terhadap guru sertifikasi di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan, Madura, Jawa Timur ditanggapi serius oleh aktivis mahasiswa.
Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan, Achmad Qusyairi menegaskan, pihaknya akan menelusuri kebenaran informasi yang mencoreng citra Pamekasan sebagai Kota Gerbang Salam itu.
Menurutnya, isu penarikan sejumlah uang oleh oknum pengawas pendidikan agama Islam (PPAI) tingkat kecamatan bukan kabar baru di tubuh Kemenag Pamekasan. Setiap pergantian Kepala Kemenag, isu tak sedap itu selalu muncul.
“Informasi seperti itu mulai dulu selalu muncul di tubuh Kemenag. Makanya, kami sebagai aktivis mahasiswa akan menelusuri kebenaran itu supaya tidak menjadi kabar sumbing. Jika isu itu benar, kami akan klarifikasi,” ungkapnya, Jum'at (6/3/2015).
Pada tahun 2013, kata Qusyairi, Kemenag digoncang dengan beberapa isu yang menciderai citra institusi keagamaan itu. Seperti kasus pungli nomer registrasi guru (NRG), korupsi blockgrant, kasus tunjangan sertifikasi guru dan beberapa kasus lainnya yang telah masuk ke meja kejaksaan.
“Oleh karena itu, kami sangat menyayangkan jika informasi terbaru ini benar ada. Apalagi selama ini, isu tak sedap yang menerpa Kemenag selalu benar,” pungkasnya.
Dikabarkan sebelumnya, setiap guru sertifikasi di bawah naungan Kemenag harus menyetor uang Rp 100 ribu kepada PPAI di tingkat kecamatan, ketika uang sertifikasi itu cair. (Marzukiy/htn)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
