Profesi PSK, 1 Bulan Pendapatan Bisa Capai Rp3 Juta

Avatar of PortalMadura.Com
Profesi PSK, 1 Bulan Pendapatan Bisa Capai Rp3 Juta
Dua PSK di Kantor Satpol PP Suemnep

PortalMadura.Com, – Pendapatan Pekerja “Seks” Komersial (PSK) yang beroperasi di Kabupaten Pamekasan dan Sumenep, Madura, Jawa Timur ternyata jauh lebih besar di Pamekasan.

“Dalam satu bulan, rata-rata saya bisa mendapatkan penghasilan kisaran Rp3 juta. Kalau di Sumenep tidak sampai segitu,” kata salah seorang PSK, Tarwati (40), warga Dusun Kece, Desa Sumberbendo, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Rabu (11/5/2016) malam.

Tarwati yang baru diamankan di salah satu rumah warga Desa/Kecamatan Saronggi, Sumenep, pada pukul 17.45 Wib itu mengaku baru datang dari Desa Tamberu, Kecamatan Batu Marmar, Kabupaten Pamekasan.

Di Tamberu, katanya, tidak banyak saingan. Jumlah PSK sangat sedikit, sehingga pendapatan lebih besar. “Kalau musim tembakau di Sumenep, baru banyak tamu yang memberi tips lebih,” terangnya.

Sekali melayani pria hidung belang, wanita yang mempunyai dua anak dan putus dengan suaminya dua tahun lalu ini mematok tarif Rp100 ribu sekali main. “Dari pendapatan itu, Rp20 ribu untuk tuan rumah (Germo, red). Dan sisanya untuk biaya hidup,” ucap Tarwati yang sudah 1 tahun jadi PSK. (baca : Satpol PP Sumenep Amankan 2 PSK Usai Melayani Pria Hidung Belang)

Ia menjelaskan, kebutuhan yang harus dipenuhi setiap bulannya, mencapai Rp2 juta, termasuk biaya dua anaknya yang ada di kampung halamannya. Sehingga wanita yang berparas cantik dan bertubuh padat ini harus bekerja keras.

“Sebenarnya, kalau ada pekerjaan lain saya ingin bekerja dan menjadi orang baik-baik. Tapi, saya pernah menjadi pelayanan toko hanya dibayar Rp750 ribu, ya tidak cukup untuk kebutuhan dalam satu bulan,” ujarnya dengan nada memelas.

Hal serupa juga diungkapkan, Sumenten (28), warga Desa Bercak, Cermee, Bondowoso, dan Tarwati (40), warga Dusun Kece, Desa Sumberbendo, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun.

“Malam ini saya baru melayani satu orang. Tiba-tiba petugas datang dan saya dibawa kesini (Kantor Satpol PP, red). Pendapatan saya juga belum cukup untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Sumenten yang mengaku punya anak satu.

Ia sudah tiga (3) tahun menjadi pemuas nafsuh pria hidung belang dan belum mendapatkan pekerjaan yang layak. “Saya hanya lulusan SD, perusahaan mana yang bisa menerima saya. Kan gak ada. Tapi, siapa sih yang ingin bekerja seperti ini,” katanya memelas.

Pria hidung belang yang menjadi pelanggannya, mayoritas warga kampung. Profesinya juga berbeda-beda. “Kalau umurnya ya macam-macam. Yang tua juga ada, ABG juga ada,” terangnya tanpa malu.

Wanita berpenampilan seksi ini berharap pada pemerintah untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. “Kalau saya punya modal atau ada lapangan pekerjaan yang disediakan pemerintah, saya mau berhenti kerja seperti ini,” tandasnya.(Hartono)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.