Said Abdullah, 10 tahun terakhir jurang si kaya dan si miskin makin lebar

Avatar of PortalMadura.Com
dok. MH Said Abdullah
dok. MH Said Abdullah

PortalMadura.Com, – Salah seorang legislator senayan, asal Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Said Abdullah menilai, sejak 10 tahun terakhir, jurang si kaya dan si miskin semakin lebar.

“Saya sebagai anggota DPR RI gagal, karena kehidupan masyarakat tetap dalam kubangan. Angka gini 0,36 naik ke level 0,41. Itu artinya, dibalik kemajuan semakin lebar jurang si kaya dengan si miskin,” kata Said Abdullah di Sumenep, Senin (17/8/2015).

Rasio gini (ratio gini) selama satu dekade terakhir dari 0,33, hingga 2013 mencapai sebesar 0,41. Bila angka 0 dalam rasio gini mencerminkan harta dan kekayaan negara dimiliki oleh semua rakyat .

Namun, jika terus naik atau hingga mencapai 1, maka harta kekayaan negara dimiliki oleh satu kelompok masyarakat tertentu.

Sesuai RPJMN 2015-2019 angka rasio gini 0,36, dan masih jauh lebih tinggi daripada era-era sebelumnya yang hanya 0,31.

Menurutnya, pada era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), telah berusaha menekan rasio gini tersebut dengan meluncurkan anggaran terbalik, yakni anggaran pemerintah lebih besar daerah dibanding pusat.

“Ini sejarah yang pertama kali, anggaran daerah jauh lebih besar dari pada pusat,” terangnya.

Program dimaksud berupa infrastruktur publik yang besarannya per daerah (kabupaten) berkisar Rp80 miliar sampai Rp100 miliar.

Pada saat yang sama juga ada DAK reguler yang biasa diterima pemerintah daerah. “Jika Sumenep sebelumnya menerima sebesar Rp160 miliar, maka setidaknya tahun 2016 akan menerima Rp300 miliar dan tanpa pendamping. Kalau sebelumnya kan ada pendamping. Luar biasanya program pak Jokowi ini,” pungkasnya.(Hartono)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.