Stasiun TV Fox Business Siarkan Kampanye Anti Turki

Avatar of PortalMadura.Com
Stasiun TV Fox Business Siarkan Kampanye Anti Turki
Ilustrasi

PortalMadura.Com, Washington, di (AS) di bawah Fox Media Group yang dikenal dengan gaya “konservatif” dan dekat dengan Presiden Donald Trump, membahas politik AS di Suriah dan hubungan AS dengan Turki melalui sebuah program yang dibawakan oleh Lisa Kennedy, Selasa (30/1/2018).

Pensiunan Letnan Kolonel Ralph Peters yang merupakan host program itu berdialog membahas topik anti-Turki dengan pembawa acara Kennedy.

Dalam program tersebut mereka menyebut dengan jelas, sekutu AS yang paling penting di Timur Tengah setelah Israel adalah “organisasi teroris PYD/PKK”.

Presenter Kennedy mengatakan, “Kita tak bisa meyerang Turki karena ia adalah sekutu kita di NATO. Kita tak bisa membantu para Kurdi karena Turki sedang menyerang mereka. Tapi orang-orang Kurdi sangat membutuhkan bantuan dari kita. Mengapa kita tak mengeluarkan keanggotaan Turki dari NATO?”

Setelah pertanyaan tersebut Peters menjawab, “Saya setuju seratus persen dengan ini. Yang harus kami lakukan pertama kali adalah menangguhkan keanggotaan Turki di NATO.”

Peters secara terang-terangan memberikan dukungan kepada PYD/PKK, “Turki saat ini menyerang sekutu terbaik kedua kami di Timur Tengah setelah Israel. Orang Turki jahat, orang Kurdi yang baik, sedangkan kami idiot,” ujar Peters mendukung pernyataan Kennedy.

Peters mengatakan, “(bagi kami) Tak ada sahabat di Timur Tengah, yang ada sekutu; kecuali Israel (yang lebih dari sekedar sekutu),” ujar dia mewakili sebagian gagasan beberapa kebijakan AS di Timur Tengah.

Peters juga mendapatkan reaksi besar dari kalangan netizen karena tulisannya yang berjudul “Harapan Turki yang terakhir telah mati”. Artikel Peters tersebut dirilis oleh Fox News setelah upaya kudeta gagal 15 Juli yang dilancarkan oleh Organisasi Teroris Fetullah (FETO).

Peters nampak menginginkan kudeta tersebut berakhir dengan sukses. Dia juga secara terbuka menyatakan bahwa kudeta tersebut merupakan “harapan terakhir” untuk Turki. (AA)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.