Stop Menertawakan Kentut, Ini Alasannya!

Avatar of PortalMadura.Com
Stop Menertawakan Kentut, Ini Alasannya!
ilustrasi (deherba.com)

PortalMadura.Com – Kentut merupakan rangkaian metabolisme alami tubuh manusia, sehingga semua orang normal pasti akan mengalaminya.

Bagi sebagian orang, melakukan hal tersebut terutama di depan khalayak ramai merupakan sesuatu yang tabu dan harus dihindari. Namun, bagi sebagian lainnya, hal tersebut bisa dianggap sebuah kewajaran.

Untuk itu, ketika kita mendengar ada orang yang kentut, kita dilarang menertawakannya. Sebab kita sendiri pun juga pernah mengalaminya. sebagaimana sabda Rasulullah: “Mengapa kalian yang kalian juga biasa mengalaminya,” (HR. Bukhari 4942 dan Muslim 2855).

Bukan hanya karena itu saja, ternyata Rasulullah melarang menertawakan kentuk karena beberapa sebab, yaitu:

Menertawakan Kentut adalah Kebiasaan Kaum Jahiliyah
Dalam Tuhfatul Ahwadzi, Syarh Sunan Turmudzi, Al-Mubarokfuri mengatakan: “Dulu mereka (para sahabat) di masa jahiliyah, apabila ada salah satu peserta majlis yang kentut, mereka pada tertawa. Kemudian beliau melarang hal itu.” (Tuhfatul Ahwadzi, 9/189).

Sementara Ibnu Utsaimin menjelaskan dalam Syarah Riyaduh Sholihin, bahwa Rasullulah melarang kita untuk menertawakan orang yang lagi kentut karena hal ini merupakan adat banyak masyarakat.

“Umumnya orang akan menertawakan dan terheran dengan sesuatu yang tidak pernah terjadi pada dirinya. Sementara sesuatu yang juga dialami dirinya, tidak selayaknya dia menertawakannya. Karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela orang yang menertawakan kentut. Karena kentut juga mereka alami. Dan semacam ini (menertawakan kentut) termasuk adat banyak masyarakat,” (Syarh Riyadhus Sholihin, 3/120).

Kentut Merupakan Pembatal Wudu dan Salat, Bukan Goyonan
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Salat seseorang yang berhadas tidak akan diterima sampai ia berwudu.” Lalu ada orang dari Hadhromaut mengatakan, “Apa yang dimaksud hadas, wahai Abu Hurairah?” Abu Hurairah menjawab, “Diantaranya adalah kentut tanpa suara atau kentut dengan suara,” (HR. Bukhari).

Sementara itu, Rasulullah memberikan fatwa kepada mereka yang ragu dalam salatnya apakah kentut atau tidak dengan perkataan,  “Janganlah dia memutuskan (membatalkan) salatnya sampai dia mendengar suara atau mencium bau,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari penjelasan di atas, sangat jelas bahwa kentut bukanlah sesuatu yang dianggap guyonan. Bahkan Rasulullah menyatakan perihal kentut dalam hadisnya dengan perkataan yang serius.

Masyarakat sekarang ini mayoritas lebih senang kepada hal yang dapat membuat mereka tersenyum bahkan hingga tertawa. Padahal jika dipindah posisikan, dimana merekalah yang kentut dan ditertawakan oleh orang lain, tentu mereka pun akan merasa malu.

Mempermalukan orang lain terutama saudara semuslim akan menjadikan hubungan menjadi renggang dan memecah rasa persaudaraan. Efek ditertawakan juga membuat seseorang yang sudah merasa ingin kentut akan menahannya sekuat tenaga dengan harapan agar tidak menjadi bahan tertawaan yang lain.

Padahal berdasarkan ilmu kesehatan, menahan kentut akan berpengaruh buruk pada tubuh, dimana metabolisme menjadi tidak karuan. Tidak jarang penyakit yang lebih besar menghampiri hanya karena sering menahan kentut.

Jadi, kini Anda janganlah menertawakan kentut dan janganlah pula menahan kentut hanya agar tidak ditertawakan. Namun alangkah baiknya jika segera meminta izin dari perkumpulan dan mencari tempat yang tidak ramai untuk mengeluarkannya agar tidak mengganggu yang lain. (kabarmakkah.com/Salimah)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.