Stres di Tempat Kerja: Risiko Merokok dan Solusi Alternatif

Avatar of hartono
Stres di Tempat Kerja: Risiko Merokok dan Solusi Alternatif
Dokumentasi diskusi yang digelar Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) (Sumber : MASINDO)

PortalMadura.ComLingkungan kerja yang penuh tekanan sering kali berkontribusi terhadap tantangan kesehatan mental, yang dapat mendorong individu untuk terlibat dalam perilaku berisiko seperti merokok sebagai mekanisme penanggulangan. Untuk mengurangi hal ini, konsep pengurangan bahaya diusulkan bagi perokok dewasa, dengan mendorong penggunaan produk tembakau alternatif seperti vape, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin. Alternatif ini dapat membantu perokok mengelola stres dengan lebih aman.

Psikolog Sukmayanti Rafisukmawan menjelaskan bahwa stres di tempat kerja yang intens dapat memicu perilaku penanggulangan yang berisiko, termasuk merokok, makan berlebihan, asupan kafein berlebihan, dan konsumsi alkohol. Ia menekankan bahwa kesehatan mental merupakan masalah kompleks yang memerlukan pendidikan kolaboratif, advokasi, dan koordinasi antara sektor publik dan swasta untuk membangun kesadaran dan memberikan intervensi yang tepat.

Untuk mengurangi kebiasaan yang berhubungan dengan stres di tempat kerja, Sukmayanti menyarankan peningkatan literasi publik tentang konsep pengurangan bahaya, seperti mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat. Ini termasuk mengurangi konsumsi kopi yang mengandung gula secara bertahap, memasukkan lebih banyak buah dan sayuran, dan beralih ke produk tembakau alternatif bagi mereka yang berjuang untuk berhenti merokok sepenuhnya. Penghentian segera sering kali menyebabkan kekambuhan dan gejala yang memburuk seperti kecemasan dan masalah konsentrasi.

Pakar kesehatan masyarakat Dr. Felosofa Fitrya menambahkan bahwa orang dewasa menghabiskan sebagian besar jam produktif mereka di tempat kerja, di mana sekitar 15% mengalami gangguan kesehatan mental, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. Hal ini menyebabkan penurunan produktivitas dan biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi. Ia menekankan perlunya strategi pengurangan risiko kesehatan mental di tempat kerja, seperti menawarkan layanan konseling gratis seperti Program Bantuan Karyawan (EAP) dan mendidik pekerja tentang kebiasaan berisiko yang berasal dari stres kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses