PortalMadura.Com, Sumenep – Pada bulan September 2015 Sumenep, Madura, Jawa Timur mengalam inflasi sebesar 0,13 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 118,91, Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,24 persen, dan Nasional terjadi deflasi sebesar 0,05 persen.
“Pada bulan September Sumenep mengalami inflasi terendah se Jawa Timur yakni 0,13 persen, disusul Madiun sebesar 0,15 persen, berikutnya Malang dan Banyuwangi masing-masing 0,21 persen,” kata Suparno, kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Senin (5/10/2015).
Ia menerangkan, dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok mengalami inflasi, satu kelompok mengalami deflasi dan satu kelompok relatif stabil. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau sebesar 0,37 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,49 persen.
Kelompok sandang sebesar 0,04 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,69 persen, kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,35 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,84 persen. Namun kelompok kesehatan relatif stabil.
“Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah beras, emas perhiasan, rokok kretek filter, mobil, bawang putih, uang perguruan tinggi, wortel, tongkol atau ambu-ambu, telur ayam ras dan setrika,” terangnya.
Komoditas yang memberikan andil terjadinya deflasi, lanjutnya, diantaranya daging ayam ras, cabai merah, cumi-cumi, daun bawang, anggur, rempela hati ayam, daging ayam kampung, minyak goreng dan ikan tengiri.
“Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-September 2015) Sumenep sebesar 1,37 persen, Jawa Timur sebesar 2,23 persen, dan Nasional sebesar 2,24 persen,” bebernya.
Sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2014terhadap September 2015) Sumenep sebesar 6,02 persen, Jawa Timur 6,70 persen dan Nasional sebesar 6,83 persen. (arifin/choir)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
