Tahun 2020, BPS Sumenep Akan Lakukan Sensus Penduduk

Juli 2019, Bawang Picu Terjadinya Deflasi di Sumenep
dok. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Syaiful Rahman (Foto: Samsul Arifin)

PortalMadura.Com, Sumenep – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, akan melakukan sensus penduduk pada tahun 2020.

Sensus penduduk di Indonesia digelar 10 tahun sekali. Pada tahun 2020, sensus itu tidak hanya akan menggunakan metode tradisional sebagaimana sensus pada tahun 2010. Tapi juga akan menggunakan metode kombinasi untuk mendapatkan data yang lebih akurat.

“Sensus penduduk di Sumenep pada tahun 2020 akan dimulai tanggal 15 Februari hingga 15 Maret,” kata Kepala BPS Sumenep, Syaiful Rahman, Kamis (5/9/2019).

Metode kombinasi dimaksud, lanjut Syaiful, yakni gabungan antara metode tradisional yang menyisir secara manual ke rumah warga dan metode online yang cukup mengisi secara online.

“Nanti masyarakat bisa update data dan informasi melalui gadget, sementara sisanya yang tidak memiliki android akan dijangkau dengan metode tradisional dengan mendatangi ke rumahnya,” jelasnya.

Ia melanjutkan, BPS akan menyiapkan aplikasi khusus sensus tersebut dan untuk bisa login caranya sangat mudah, yakni tinggal memasukkan nomor KK dan KTP sebagai password.

Untuk penerapan awal metode online itu BPS hanya menargetkan menyentuh seluruh pegawai atau ASN di lingkungan Pemkab Sumenep, baru kemudian akan disosialisasikan ke penduduk swasta.

Baca Juga : Lima Kali Digauli Pacar Sambil Dicekoki Miras, Kini Wanita Madura Hamil 5 Bulan

“Setiap penduduk nanti bisa secara mandiri mengisi di aplikasi. Tapi, metode ini memang masih membutuhkan banyak sosialisasi,” ucapnya.

Data pokok yang digunakan BPS adalah data KTP elektronik yang bekerja sama dengan Dipendukcapil. Sedangkan di Sumenep, data e-KTP sudah mencapai 90 persen.

Sesuai Kepres Nomor 39 Tahun 2019, setelah sensus ini kita harus one data (saru data), apakah antara Dipendukcapil dengan BPS atau dengan instansi lainnya.

“Harapan kami, setelah hajatan ini, data kita bisa menjadi satu terintegrasi, tidak lagi beda-beda antara satu instansi dengan yang lain,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.