PortalMadura.com – Industri konveksi tas lokal menghadapi tekanan besar akibat maraknya produk impor murah di pasar domestik, terutama yang dijual melalui platform online. Produk tas impor, banyak berasal dari China, dijual dengan harga jauh lebih rendah dari biaya produksi lokal, menyebabkan penurunan drastis penjualan pelaku usaha, khususnya UMKM. Para pengusaha seperti Husna, pemilik konveksi tas di Bandung, mengungkapkan sulitnya bersaing meskipun kualitas tas lokal tidak kalah dengan produk impor.
Ketua Asosiasi Pengusaha Konveksi Indonesia (APKI), Haryanto, menyoroti perlunya pengawasan ketat terhadap produk impor, terutama yang diduga masuk secara ilegal tanpa memenuhi standar dan membayar bea masuk. Selain itu, para pelaku usaha lokal merasa kesulitan bersaing di marketplace online, karena keterbatasan modal dan teknologi, sementara tas impor sering dijual langsung oleh distributor asing yang mengabaikan regulasi pajak.
Para ahli dan pelaku industri berharap pemerintah segera mengambil langkah tegas untuk melindungi usaha lokal. Langkah-langkah seperti pengawasan impor yang lebih ketat, insentif bagi pelaku usaha lokal, dan kampanye Gerakan Bangga Buatan Indonesia menjadi solusi yang diusulkan. Dukungan pemerintah dianggap sangat penting untuk menjaga keberlanjutan industri lokal sebagai pilar ekonomi nasional.
Di sisi lain, pelaku usaha lokal terus berupaya beradaptasi dengan berinovasi, memperbaiki desain produk, dan meningkatkan efisiensi produksi. Mereka juga mulai memanfaatkan pemasaran digital untuk memperluas jangkauan pasar. Kolaborasi antar-pengusaha menjadi salah satu strategi yang dilakukan untuk bertahan di tengah persaingan ketat dengan produk impor.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES