TGB Zainul Majdi Tegaskan Tidak Ada Riwayat Sahih Bendera Rasul Bertuliskan Kalimat Tauhid

Avatar of PortalMadura.Com
TGB Zainul Majdi Tegaskan Tidak Ada Riwayat Sahih Bendera Rasul Bertuliskan Kalimat Tauhid
Kiri, Bupati Sumenep, A Busyro Karim dan TGB Zainul Majdi di salah satu rumah makan, Jl. Trunojoyo, Sumenep. Kamis (8/11/2018).

PortalMadura.Com, – Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi, Lc., M.A. atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) dengan tegas menyampaikan, bahwa tidak pernah ada riwayat sahih yg menyebutkan panji (penanda/bendera) Rasulullah itu bertuliskan La Ilaha Illallah (Kalimat Tauhid).

Hal tersebut disampaikan di Sumenep, Kamis (8/11/2018) sore, saat mengisi Bincang Kebangsaan “Membumikan Kembali Islam Rahmah” bertempat di salah satu rumah makan, Jl. Trunojoyo.

Menurut TGB, buku-buku hadits atau buku-buku sirah (sejarah hidup Rasul) sudah jelas ada tentang riwayat panji-panji (penanda/bendera) perang tentang warna dan bahannya. Ada yang menyebut hitam, putih. Kemudian ada juga panji yang berwarna kuning untuk sebagian kelompok dan seterusnya.

“Ketika Fathu Mekah (masuk ke kota Mekah, red), panji Rasulullah putih. Panji itu penanda dan tidak pernah ada riwiyat sahih yang menyebutkan bahwa di panji itu bertuliskan La Ilaha Illallah,” ujarnya.

Hal yang seperti ini, katanya, perlu diluruskan dan disampaikan pada masyarakat. “Jadi, bukan berarti bahwa jika tidak setuju dengan bendera itu lalu tidak setuju dengan kalimat Tauhid. Tidak seperti itu,” ucapnya.

“Yang perlu disadari adalah menisbahkan sesuatu pada Rasul. Anda misalnya mengataka , ketika Anda menisbahkan kepada Rasulullah, maka Anda harus mempunyai dasar, bahwa memang ada riwayat yang menyebutkan seperti itu, yang sahih. Kalau tidak ada berarti kan menambah-nambah, berarti kan merekayasa,” tandas TGB.

Disisi lain, TGB juga menjelaskan tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dinilanya sudah final. “NKRI merupakan hasil kesepakatan. Dan kesepakatan itu sudah benar. Ini sudah final,” katanya.

Hadir dalam acara tersebut, sejumlah pengasuh pondok pesantren, kader Gus Dur Sumenep, organisasi internasional Alumni Al-Azhar Indonesia (OIAAI) Cabang Madura Al-Ahram, Pengurus NU dan sejumlah Badan Otonom NU Sumenep serta elemen lainnya.

Selain itu, Bupati Sumenep, A Busyro Karim beserta istri Nurfitriana Busyro.(Hartono)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.