Tolak Kenakan Jilbab, Pecatur Perempuan Boikot Kejuaraan Catur Dunia di Iran

Avatar of PortalMadura.Com
Tolak Kenakan Jilbab, Pecatur Perempuan Boikot Kejuaraan Catur Dunia di Iran
Nazi Paikidze-Barnes (BBC)

PortalMadura.Com – Nazi Paikidze-Barnes (22), pecatur dunia memboikot kompetisi di yang akan digelar tahun 2017.

Ia menolak ikut kopetisi dunia itu, karena Iran menerapkan aturan bahwa perempuan secara hukum diharuskan mengenakan hijab atau jilbab (penutup aurat).

Nazi lahir di Rusia dan dibesarkan di Georgia, tempat catur merupakan permainan yang umum di negara itu. Sekarang tinggal di Las Vegas dan bersaing untuk menjadi pemain Amerika Serikat.

PortalMadura.Com melansir dari BBC, Minggu (9/10/2016), Nazi Paikidze-Barnes menyatakan dengan tegas, bahwa “Saya pikir Iran tidak layak menjadi tuan rumah kejuaraan dunia catur perempuan, karena di negara itu perempuan tidak memiliki hak-hak dasar dan mereka diperlakukan sebagai warga kelas dua,”.

Bahkan, ia dengan tegas tidak akan memakai jilbab yang disebutnya sebagai bentuk ‘dukungan terhadap penindasan'. Ia pun membuat petisi agar asosiasi catur dunia memindahkan lokasi kejuaraan ke negara lain.

Sikap tersebut ditanggapi serius oleh pihak Federasi catur dunia, FIDE. “Iran merupakan satu-satunya negara yang telah mengajukan proposal sebagai tuan rumah dan tidak ada negara anggota lainnya yang menyatakan keberatan,”.

Dikatakan, bahwa “tidak ada keluhan dari pemain atau pejabat dan semua orang menghormati hukum suatu negara, termasuk persyaratan soal pakaian,” kata FIDE dalam keterangan resminya.

Memang tidak semua pemain catur setuju dengan ide boikot, dan beberapa mengatakan hal itu dapat merusak upaya mempromosikan olahraga bagi kaum perempuan di Iran.

Mitra Hejazipour (23), seorang grandmaster dari Teheran, mengatakan kepada Guardian: “Kejuaraan itu akan menjadi momen olah raga terbesar bagi kaum perempuan di Iran yang pernah saya lihat. Di masa lalu, kami belum bisa menjadi tuan rumah setiap kejuaraan dunia di bidang olahraga lainnya untuk kaum perempuan.

“Saya kira tidak tepat untuk menyerukan boikot. Kejuaraan ini penting bagi kaum perempuan di Iran. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kekuatan kami,” tegasnya.(bbcindonesia/har)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.