Tuai Kecaman, 2 Tahun Pamekasan Gagal Realisasikan Program Smart City

Avatar of PortalMadura.Com
Tuai Kecaman, 2 Tahun Pamekasan Gagal Realisasikan Program Smart City
Ilustrasi

PortalMadura.Com, – Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur menggagas program “Kota Pintar” atau Smart City sejak tahun 2016.

Namun, hingga awal tahun 2019 ini, program tersebut gagal terealisasi. Padahal pada tahun 2018 sudah dianggarkan senilai Rp10 miliar.

Pada tahun 2017, gagal terealisasi karena alasan tidak ada payung hukum. Kala itu, anggaran direncanakan mencapai Rp3 miliar.

Program yang menjadi garapan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) itu, sudah ada payung hukum dan anggaran telah siap pada tahun 2018.

Sayangnya, Pejabat Pembuat Komitmennya (PPK) justru mengundurkan diri, hingga berujung gagal terealisasi hingga memasuki tahun anggaran 2019.

Kondisi tersebut mendapat reaksi keras anggota Komisi I DPRD Pamekasan, Rize Ikhwan Muttaqin.

Menurut politisi Partai Golkar ini, seharusnya sudah terwujud. Ternyata hingga awal tahun 2019 tidak ada kabar.

“Minimal kan ada sedikit wujudnya, seperti pemasangan CCTV atau apa saja. Kalau lainnya kan bisa menyusul,” ucapnya dengan nada kecewa, Kamis (3/1/2019).

Ia menilai kinerja dinas terkait kurang serius dalam mencanangkan program. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang megundurkan diri tidak bisa dijadikan alasan mandeknya program Smart City.

“Kan bisa ngangkat PPK yang lain untuk membuat master plan yang baru,” katanya.

Di era digital ini, seharusnya Pemerintah Kabupaten Pamekasan sudah secara resmi menjadikan “Kota Pintar. Apalagi program tersebut nantinya akan terintegrasikan ke seluruh oragnisasi perangkat daerah (OPD), legislator dan masyarakat.

“Saya harap Bupati bisa mengevaluasi dinas terkait agar bisa bekerja baik, apalagi Pamekasan sudah mempunyai Mall Pelayanan Publik,” tandasnya.

Sementara itu, Kasi Sistem Informasi Manajemen Informatika, Diskominfo Pamekasan, Frita Prasetya Rini mengakui jika perencanaan program Smart City sudah matang sejak pertengahan tahun 2017.

Pihaknya berdalih terkendala sumber daya manusia (SDM). “SDM-nya minim, karena bagaimana pun ini tidak bisa dilakukan tanpa SDM yang berkualitas,” singkatnya.(Hasibuddin/Nurul)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.