“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (QS al-Baqarah :168).
Karena itu, jika mendapatkan amanah, dia akan menjaga dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan melakukan korupsi, pencurian, penyalahgunaan wewenang, manipulasi, penipuan, dan dusta. Sebab, segala kekayaan dari hasil perbuatan-perbuatan tadi merupakan khabaits (kebusukan).
Mengeluarkan yang Bersih
Lebah mengeluarkan madu yang dapat menyehatkan bagi manusia. Dia produktif dengan kebaikan dibandingkan binatang lain yang hanya melahirkan sesuatu yang menjijikkan.
Seorang mukmin seharusnya produktif dengan kebajikan. Sebagaimana firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan,” (QS al-Hajj :77).
Sebagaimana umat muslim yang beriman, segala yang keluar dari dirinya adalah kebaikan. Hatinya jauh dari prasangka buruk, iri, dengki, dan lidahnya tidak mengeluarkan kata-kata kecuali yang baik. Perilakunya pun bukan menyengsarakan orang lain, melainkan justru membahagiakan. Bahkan, hartanya bermanfaat bagi banyak manusia. Kalau dia berkuasa atau memegang amanah tertentu, dimanfaatkannya untuk kemaslahatan manusia.
Tidak Pernah Merusak
Lebah biar bagaimanapun menambatkan diri di dahan. Dahan itu tidak rusak dan patah. Artinya, tidak merusak lingkungan hidupnya, padahal dia tidak punya akal.
Beda halnya dengan manusia yang katanya punya akal, justru mereka berlomba-lomba merusak lingkungan hidupnya sendiri demi keserakahan diri sendiri dan keturunannya. Egoistis tidak memikirkan orang lain menderita nantinya atau tidak.