Unik, Pemkab Sumenep Gelar Festival ‘Sate Gajah’

Avatar of PortalMadura.Com
Unik, Pemkab Sumenep Gelar Festival 'Sate Gajah'
Festival Sate Gajah di Sumenep, Sabtu (11/11/2017)

PortalMadura.Com, – Mendengar Festival ‘Sate Gajah‘ yang digelar oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, membuat sebagian orang bertanya-tanya dan mengerutkan dahi. ‘Kok sate gajah?.

Ternyata, penamaan ‘Sate Gajah‘ bukan Gajah yang dijadikan sate, melainkan daging sapi yang ukurannya sangat besar (Madura, Raje), yakni sate berbahan daging sapi yang beratnya berkisar 3,5 kilogram sampai 4 kilogram (kg) dalam satu tusuk.

Proses bakar sate yang berukuran besar tentu tidak secepat sate biasa seperti yang ditemukan di warung makan pada umumnya. Untuk mendapatkan sate renyah, tidak gosong dan rasanya lezat, maka proses bakar sate tersebut membutuhkan waktu 1,5 jam.

“Proses membakarnya memang agak lama, karena dagingnya berukuran besar, maka butuh teknik tertentu dan apinya tidak boleh besar,” terang salah seorang peserta Festival ‘Sate Gajah‘ di Sumenep, Ny. Ima Edy Rasiadi, Sabtu (11/11/2017).

Modal yang harus dikeluarkan untuk satu tusuk ‘Sate Gajah' yang memiliki berat 4 kilogram berkisar Rp500 ribu, termasuk bumbu sate komplit yang ia racik sendiri bersama timnya yang diberi nama ‘Sate Gajah Ngamok'.

Para peserta Festival ‘Sate Gajah' yang diikuti sedikitnya 42 stand dari Organisasi Pemerintahan Daerah (OPD), BUMD dan Kantor Kecamatan tersebut, juga mengenakan pakaian khas Madura, seperti pakain sakera dan marlena.

Kenapa ‘Sate' dan Kenapa ‘Gajah'

Unik, Pemkab Sumenep Gelar Festival 'Sate Gajah'

Bupati Sumenep, A Busyro Karim mengemukakan, Festival ‘Sate Gajah‘ merupakan bentuk apresiasi bagi masyarakat kecil asal Madura yang tersebar di mana-mana. Bahkan, tidak hanya di bumi Nusantara, melainkan di luar negeri juga ada sate Madura.

“Sate bukan milik orang Sumenep saja, melainkan milik masyarakat Madura. Namun, belum pernah dilakukan festival sate, apalagi sate yang berukuran besar. Sumenep ingin memberikan sesuatu yang berbeda,” ujar Busyro saat memberikan sambutan.

Even yang bertajuk ‘ tersebut, juga salah satu upaya pemerintah daerah untuk mengenalkan budaya dan kuliner dalam menyambut tahun kunjungan wisata 2018 (Visit Sumenep 2018).

“Even semacam ini, memang perlu terus dikembangkan dan dilakukan oleh semua pihak, yang juga diharapkan berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat Sumenep,” ungkapnya.

Orang nomor satu di Sumenep ini juga menjelaskan, kenapa harus Jazz?. “Sumenep sudah berusia 748 tahun, tentu diantara sebagian masyarakat Sumenep ada yang menggeluti dunia Jazz, maka perlu diberi ruang dan perlu terus dikembangkan agar lahir kader-kader terbaik di dunia Jazz. Termasuk potensi yang lainnya,” katanya.

Sementara, penanggungjawab Festival ‘Sate Gajah‘, Bambang Irianto menjelaskan, dalam even tersebut juga hadir 250 penggemar mercy yang tergabung dalam Mercedes-Benz Club Indonesia dan 150 personel komunitas jazz dari berbagai daerah.

“Untuk nanti malam, sajian Fusion Jazz Community akan menghibur warga Kabupaten Sumenep terpusat di simpang Odheng Sumenep (simpang 4 jantung kota),” terang Bambang yang juga Kepala Dinas PU PRKP dan Cipta Karya Sumenep.

Pada hari kedua, Minggu (12/11/2017), para tamu dan berbagai komunitas tersebut akan menikmati pagelaran Karapan Sapi dan kontes sapi sonok.(Hartono)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.