IPTEK  

Usai Super Blue Blood Moon, Taklama Lagi Akan Menyaksikan Tabrakan Dua Bintang

Avatar of PortalMadura.Com
Usai Super Blue Blood Moon, Taklama Lagi Akan Menyaksikan Tabrakan Dua Bintang
Ilustrasi

PortalMadura.ComSuper Blue Blood Moon sudah berakhir, Rabu malam (31/1/2018). Para ilmuan menyampaikan bahwa penduduk bumi akan kembali melihat fenomena alam langka, yakni cahaya terang akibat (matahari).

Salah satunya disampaikan oleh pakar astronomi Larry Molnar dari Calvin College yang tinggal di negara bagian Michigan. Ia mengatakan, cahaya terang yang disebabkan tabrakan bintang (matahari) akan tampak sebagai benda paling cerah di langit pada malam hari.

Sinar terang akibat tabrakan dua bintang (matahahari) itu, dapat dilihat dari bumi dalam waktu dekat ini, tepatnya tahun 2022.

“Kedua matahari itu mengorbit satu sama lainnya dalam jarak yang cukup dekat, dan telah melakukannya selama berjuta-juta tahun. Tapi makin lama kecepatan orbit mereka terus bertambah, dan jarak antara mereka semakin dekat,” tulis astronomytrek dalam laporannya, PortalMadura.Com melansir dari autotekno.sindonews.com, Kamis (1/2/2018).

Dijelaskan, sekitar 1.800 tahun lalu, dalam abad ke-3 Masehi, pada waktu itulah terjadi tabrakan antara dua matahari dalam konstelasi Cygnus.

Tidak ada orang di bumi yang bisa melihat tabrakan tersebut, karena terjadi jauh dari bumi, dan jaraknya 1.800 tahun cahaya. Itu berarti cahaya yang ditimbulkan oleh tabrakan tadi baru akan mencapai ke bumi 1.800 tahun kemudian.

Di alam raya, seperti juga di galaksi kita, banyak terdapat sistem matahari ganda, di mana dua atau lebih matahari mengorbit satu sama lainnya.

Ada kalanya, bintang-bintang itu bertabrakan, suatu gejala yang sudah diamati sejak lama oleh para pakar astronomi. Kini, para pakar mengatakan, tabrakan yang terjadi hampir dua ribu tahun lalu itu, akan bisa dilihat dengan mata telanjang dalam waktu tidak lama lagi.

Dengan kata lain, kedua matahari dalam konstelasi Cygnus itu akhirnya bertabrakan dan menghasilkan energi yang luar biasa. Lebih dari 80 persen bintang atau matahari dalam galaksi kita termasuk dalam kategori bintang ganda, yang terdiri dari dua matahari atau lebih yang mengorbit satu sama lainnya.

Kalau ada dua matahari dalam sistem tata surya kita, mungkin kehidupan seperti yang kita kenal sekarang tidak akan bisa muncul karena suhu yang terlalu panas.

Kalaupun ada kehidupan di bumi, kehidupan itu pastilah akan musnah apabila kedua matahari itu bertabrakan dan menghamburkan energi yang akan membakar semua planet yang ada di sekelilingnya. Wallahuaklam.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.