PortalMadura.Com, Pamekasan – Penyampaian aspirasi masyarakat melalui aksi demonstrasi di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, selalu dijaga ‘preman'.
Seperti halnya demonstrasi yang dilakukan masyarakat dari beberapa elemen mahasiswa, Selasa (24/2/2015).
Saat mahasiswa demo, terdapat sejumlah orang bertubuh besar dan berpakaian preman ikut serta menjaga perjalanan aksi demonstrasi.
Ketua Satuan Mahasiswa Revolusi (Samar), Hamdi Jibril mengaku, mendapat ancaman dari orang tidak dikenal untuk tidak masuk ke kantor bupati. Padahal, orang tersebut tidak mempunyai kewenangan untuk melarangnya.
“Kami mendapat ancaman dari orang tadi, bahwa kami dilarang masuk kesini agar tidak ramai katanya. Bahkan kami dihentikan mulai pintu depan sana oleh preman yang memakai baju kuning, tapi namanya saya tidak tahu,” ungkapnya usai hearing bersama bupati.
Bahkan, saat perwakilan massa menemui bupati di dalam ruangan, para preman itu juga ikut masuk. Ia meyakini, jika keberadaan preman itu merupakan suruhan pemkab.
“Saya rasa kalau bukan dari pemerintah yang menyewa siapa lagi, tidak mungkin preman itu datang dengan sendirinya, kan begitu. Bahkan, kejadian serupa bukan hanya sekarang, kemarin saat PGRI demo juga disediakan preman,” bebernya.
Terpisah, Bupati Pamekasan, Achmad Syafi'i mengungkapkan, dirinya tidak pernah menugaskan para preman itu untuk menjaga perjalanan demonstrasi.
“Oww.. saya tidak pernah menugaskan itu, tapi kalau mereka datang sendiri saya tidak tahu. Karena mulai dulu setelah kejadian tiga kali itu, mungkin ada pihak – pihak yang merasa gerah. Kalau ada teman-teman (preman) yang datang, saya tidak tahu,” bantahnya. (Marzukiy/htn)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
