PortalMadura.Com – Fenomina alam, seperti puting beliung kerap kali terjadi pada perubahan musim kemarau ke musim penghujan, baik di daratan maupun di tengah laut.
Puting beliung yang terjadi di laut lepas, terlihat seperti air laut disedot awan. Peristiwa ini, direkam warga dan diunggah ke media sosial.
Video amatir berdurasi 1 menit 21 detik tersebut menghebohkan warga pesisir. “Ya Allah, air laut seperti disedot awan,” kata warga dalam rekaman video itu.
Video yang diunggah ke media sosial facebook, pukul 07:51 Wib, Minggu (20/12/2015) oleh netizen Nabila Syafitri telah 11 kali dibagikan dan hingga pukul 09.30 Wib mencapai 668 tayangan.
Fenomina alam yang diakibatkan perubahan cuaca tersebut, banyak macamnya. Pihak BMKG menjelaskan, ada Siklon, Tornado, Puting Beliung dan Water Spout. Semuanya mempunyai perbedaan.
“Siklon, tornado, puting beliung dan water spout sama-sama merupakan pusaran atmosfer,” terangnya dilansir bmkg.go.id.
Namun demikian, ukuran diameter tornado, puting beliung dan water spout sama-sama berkisar pada ratusan meter, sedangkan ukuran diameter siklon dapat mencapai ratusan kilometer.
“Tornado terjadi di atas daratan, sedangkan siklon tropis di atas lautan luas. Siklon tropis yang memasuki daratan akan melemah dan kemudian mati,” ulasnya.
Sednagkan puting beliung merupakan ‘sebutan lokal' untuk tornado skala kecil yang terjadi di Indonesia. “Water spout merupakan tornado yang terjadi di atas perairan, (dapat berupa danau maupun laut),” katanya.
Sumber lain menyebutkan, water spout terbentuk karena lapisan udara dingin diatas permukaan air bertemu dengan udara hangat dengan permukaan air.
Didalam pusaran air tersebut kecepatan angin mencapai 100 km per jam. Dalam kondisi ini, seperti air laut disedot awan yang menjulang dari permukaan air mencapai awan.
Fenomina itu, mampu menyedot kehidupan laut yang dilaluinya, dan aneka biodata laut dihempaskan kedaratan.(Hartono)
https://www.youtube.com/watch?v=d3MYb-JDLVQ&feature=youtu.be
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
