4 Cara Agar Anak Menjadi Pemberani Mengungkapkan Isi Hatinya

Avatar of PortalMadura.com
4 Cara Agar Anak Menjadi Pemberani Mengungkapkan Isi Hatinya
Ilustrasi (kumparan.com/Shutterstock)

PortalMadura.Com – Cara mengekspresikan perasaan tergantung cara orang di sekitarnya melakukannya. Bagaimana anak mengungkapkan kemarahannya, bagaimana ia mengungkapkan rasa senangnya.

Tidak semua anak-anak terlahir menjadi pemberani. Maka tugas orang tua mengajarkan si kecil lebih berani lagi. Hal ini penting dilakukan tidak hanya mendorong keberanian pada anak, melainkan akan membangun harga diri, ketahanan, dan percaya diri pada diri anak.

Dilansir dari laman Fimela.Com, Rabu (15/7/2020) berikut ini beberapa cara memupuk keberanian anak untuk mengungkapkan isi hatinya.

4 Cara Agar Mengungkapkan Isi Hatinya

Sering Bertanya Tentang Pendapat Anak

Cobalah untuk menanyakan pendapat apa saja kepada anak. Selain melatih keberanian menjawab, Anda juga dapat melatih kemampuan berpikirnya.

Misal Anda ingin memasak, Tanyakan pada anak baiknya masak sayur apa hari ini. Saat ia menjawab, tanyakan mengapa ingin memasak sayur itu. Hal itu belum tentu di jawab oleh anak. Kalaupun di jawab, belum tentu memuaskan. Tapi saat itu Anda sudah memberikan kesempatan untuk anak berpikir lebih jauh dan melatih mengungkapkan isi pikirannya.

Dengarkan

Saat anak bertanya atau mengungkapkan apa saja, dengarkan. Mendengarkan akan jauh lebih baik jika sambil menatap anak dan memberikan umpan balik baik berupa pertanyaan, ledekan, ketidaksetujuan atau lainnya tanpa membuat anak merasa kecil hati. Tapi perlu diingat, kurangi merespon anak sambil melihat hp, atau sambil nonton tv.

Apresiasi

Apapun yang diutarakan anak secara positif, berikan apresiasi.Tidak harus dalam bentuk fisik hadiah., bisa saja dalam bentuk kalimat terimakasih seperti “Aduh, makasih yah sayang udah ngingetin bunda,” atau “Bunda seneng deh kaka udah berani nyampein tentang itu ke bunda”. Ucapan itu dapat membuat anak merasa senang dan dihargai.

Kritik

Mengkritik tentu saja boleh, hal ini justru membangun kemampuan komunikasi anak. Hanya saja, untuk anak yang lebih muda atau yang sensitif emosinya, harus hati-hati agar tidak membuatnya kecil hati. Caranya, bisa sambil becanda, misalnya “Dek, kayanya gak gitu deh yang bener yang bener gini loh…” sambil menunjukkan ekspresi yang ceria.

Sehingga anak belajar menerima kesalahannya dengan emosi yang lebih positif. Jangan lupa berikan pula pujian atas masukan atau perilaku baiknya setelah ia mengemukakan pendapat.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.