Punya Keistimewaan Luar Biasa, Ini 5 Amalan Bulan Syaban

Avatar of PortalMadura.com

PortalMadura.Com – Syaban merupakan bulan kedelapan dalam kalender Hijriah. Di tahun 2022 awal bulan Syaban bertepatan pada hari Jumat tanggal 4 Maret. Di antara keistimewaannya, bulan Syaban adalah waktu dinaikkannya amalan. Oleh karena itu, lakukan beberapa amalan baik ini di bulan Syaban.

Lantas, amalan apa saja yang memiliki keistimewaan besar di bulan Syaban? Sebagaimana dilansir PortalMadura.Com dari laman okezone.com yang dikutip dari Rumaysho, berikut ini penjelasannya:

Memperbanyak Amalan Puasa

Jika ingin meraih kebaikan, bisa dengan memperbanyak puasa sunah di bulan Syaban. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, yang artinya: “Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah SAW berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Syaban.” (HR Bukhari Nomor 1969 dan Muslim Nomor 1156)

Segera Lunasi Utang Puasa Ramadan

Bagi Muslimin yang mempunyai utang puasa Ramadan, segeralah dilunasi, karena Syaban merupakan bulan terakhir sebelum memasuki Ramadan.

Dari Abu Salamah, beliau mengatakan mendengar ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan, yang artinya: “Aku masih memiliki utang puasa Ramadan. Aku tidaklah mampu mengqodhonya kecuali di bulan Syaban.” Yahya (salah satu perawi hadis) mengatakan hal ini dilakukan ‘Aisyah karena sibuk mengurus Rasulullah SAW (HR Bukhari Nomor 1950 dan Muslim Nomor 1146).

Memperbanyak Amalan Bacaan Alquran di Bulan Syaban

Salamah bin Kahil berkata yang artinya: “Dahulu bulan Syaban disebut pula dengan bulan membaca Alquran.”

“Amr bin Qois ketika memasuki bulan Syaban, beliau menutup tokonya dan lebih menyibukkan diri dengan Alquran.”

Abu Bakr Al Balkhi berkata yang artinya: “Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Syaban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil.” (Lihat Fatwa Al Islam Sual wa Jawab Nomor 92748)

Memperbanyak Salawat kepada Nabi

Bulan Syaban bisa diisi dengan memperbanyak salawat kepada Rasulullah SAW. Setiap bersalawat sekali kepada Rasulullah SAW, salawat itu akan dibalas sepuluh kali.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Barang siapa yang bersalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bersalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR Muslim Nomor 408)

Hadis tersebut menunjukkan bahwa siapa saja yang sekali saja bersalawat kepada Rasulullah SAW, maka Allah SWT akan membalas salawatnya sebanyak sepuluh kali.

Maksudnya kata Al Qadhi ‘Iyadh, sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (4: 116), hal yang dimaksud yaitu Allah Subhanah SWT akan memberikan ia rahmat dan akan dilipatgandakan karena setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh yang semisal.

Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya.” (QS Al An’am: 160)

Allah SWT sendiri telah memerintahkan hamba-Nya bersalawat kepada Rasulullah SAW, yang artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS Al Ahzab: 56)

Imam Al Bukhari menyatakan bahwa Abul ‘Aliyah berkata, salawat dari Allah SWT untuk Rasulullah SAW maksudnya adalah sanjungan Allah SWT di sisi malaikat. Salawat dari malaikat untuk Nabi maksudnya adalah doa.

Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan maksud ayat yang artinya: “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan pada hamba-Nya mengenai kedudukan Nabi Muhammad sebagai hamba dan Nabi Allah di tempat yang tertinggi. Malaikat terdekat akan terus menyanjung beliau. Para malaikat juga mendoakan Beliau Shallallahu ‘alaihi wassallam. Begitu pula Allah Ta’ala memerintahkan pada makhluk yang berada di bumi untuk mengucapkan salawat dan salam kepada Beliau Shallallahu ‘alaihi wassallam. Jadinya, makhluk di langit dan di bumi semuanya menyanjung Beliau Shallallahu ‘alaihi wassallam.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 225)

Malam Nisfu Syaban

Malam Nishfu Syaban dikenal sebagai Lailatul Baro’ah yang berarti malam pengampunan dosa, malam berdoa, dan malam pembebasan.

Dikutip dari Rumaysho, terdapat hadis dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda yang artinya: “Allah mendatangi seluruh makhluk-Nya pada malam Nisfu Syaban. Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”

Al-Mundziri dalam At-Targhib setelah menyebutkan hadis ini, beliau mengatakan, “Dikeluarkan oleh At-Thobroni dalam Al Awsath dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya dan juga oleh Al-Baihaqi. Ibnu Majah pun mengeluarkan hadis dengan lafaz yang sama dari hadis Abu Musa Al-Asy’ari. Al-Bazzar dan Al-Baihaqi mengeluarkan yang semisal dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu dengan sanad yang tidak mengapa.”

Demikian perkataan Al Mundziri. Penulis Tuhfatul Ahwadzi lantas mengatakan, “Pada sanad hadis Abu Musa Al-Asy’ari yang dikeluarkan oleh Ibnu Majah terdapat Lahi’ah dan ia adalah perawi yang dinilai dha’if.”

Hadis lainnya lagi adalah dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Allah ‘Azza wa Jalla mendatangi makhluk-Nya pada malam Nisfu Syaban, Allah mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua orang yaitu orang yang bermusuhan dan orang yang membunuh jiwa.”

Al Mundziri mengatakan: “Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang layyin (ada perawi yang diberi penilaian negatif atau di-jarh, namun hadisnya masih dicatat).” Berarti hadis ini bermasalah.

Wallahu a’lam bishawab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses