Peran Filsafat dalam Membangun Pemikiran Kritis di Sekolah Dasar

Disda
Peran Filsafat dalam Membangun Pemikiran Kritis di Sekolah Dasar

Peran Filsafat dalam Membangun Pemikiran Kritis di Sekolah Dasar

Ditulis Oleh Jasmine Sabrina Fidzaqi Tamami

Mahasiswi STITA AQIDAH TARATE

PortalMadura.com – Pendidikan di sekolah dasar sering kali lebih fokus pada pengembangan keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Namun, ada satu elemen penting yang sering terlupakan: pengembangan kemampuan berpikir kritis. Di sinilah filsafat memainkan peran vital.

Walaupun terdengar rumit dan sering dikaitkan dengan pemikiran abstrak para filsuf besar, filsafat sebenarnya dapat diterapkan secara sederhana dan efektif di tingkat sekolah dasar untuk membangun pemikiran kritis pada anak-anak.

Filsafat dalam konteks pendidikan bukan hanya soal memahami konsep-konsep abstrak, tetapi lebih kepada cara berpikir yang terstruktur dan logis. Filsafat mengajarkan anak untuk bertanya, menganalisis, dan memahami sudut pandang yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan.

Hal ini sangat penting di era informasi yang begitu deras seperti sekarang, di mana kemampuan untuk memilah dan memahami informasi menjadi keterampilan yang sangat berharga.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pendidikan dasar adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang merangsang pemikiran mendalam.

Misalnya, guru dapat mengajukan pertanyaan seperti, “Mengapa kita harus jujur?” atau “Apa artinya menjadi teman yang baik?” Pertanyaan-pertanyaan semacam ini mendorong anak untuk berpikir secara reflektif, mempertimbangkan berbagai perspektif, dan merumuskan jawaban mereka sendiri.

Diskusi kelas yang muncul dari pertanyaan ini dapat mengajarkan siswa cara berargumen dengan logis dan mendengarkan pendapat orang lain dengan hormat.

Selain itu, filsafat juga membantu anak-anak memahami bahwa tidak semua masalah memiliki jawaban yang tunggal atau sederhana. Konsep ini penting untuk membangun pemikiran terbuka dan fleksibel, di mana anak-anak belajar bahwa ada banyak cara untuk melihat dan memahami dunia.

Ini bukan hanya membantu mereka dalam pelajaran di sekolah, tetapi juga membentuk karakter mereka dalam menghadapi tantangan di kehidupan sehari-hari.

Keuntungan lain dari pengajaran filsafat di sekolah dasar adalah membantu meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Anak-anak yang terbiasa dengan diskusi filsafat belajar mengartikulasikan pendapat mereka dengan jelas dan mendengarkan pendapat orang lain.

Mereka belajar untuk tidak takut berbeda pendapat dan mampu mengemukakan alasan yang mendasari pandangan mereka. Keterampilan ini sangat penting untuk mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan interpersonal.

Di sisi praktis, implementasi filsafat di sekolah dasar dapat dilakukan dengan mengintegrasikan kegiatan berpikir kritis ke dalam pelajaran lain. Misalnya, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, siswa dapat diminta untuk menganalisis karakter dalam cerita, mempertanyakan motif mereka, dan mendiskusikan pilihan-pilihan yang mungkin lebih baik.

Dalam pelajaran Sains, siswa dapat diajak untuk bertanya tentang penyebab-penyebab fenomena alam dan mengemukakan hipotesis mereka sendiri.
Dengan demikian, peran filsafat dalam pendidikan dasar bukan sekadar pengajaran materi tambahan, melainkan membentuk kerangka berpikir yang kuat dan fleksibel pada anak.

Melalui pendekatan yang interaktif dan penuh rasa ingin tahu, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan dengan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan penuh empati. Filsafat tidak hanya membangun pemikir yang cerdas, tetapi juga manusia yang bijaksana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.