PortalMadura.Com, Sumenep – Hasil apraisal terhadap gedung SMA PGRI Sumenep, Madura, Jawa Timur, tak kunjung selesai. Akibatnya, pemangkasan lantai dua yang menjadi obstacle terhadap keselamatan penerbangan pesawat di Bandara Trunojoyo tidak bisa dilaksanakan tahun ini, padahal pemerintah setempat telah menganggarkan di APBD 2016.
“Sampai saat ini memang belum selesai hasil apraisal terhadap bangunan SMA PGRI. Kalau tidak ada hasil apraisalnya, pemerintah daerah tidak mempunyai dasar untuk melakukan pemangkasan,” kata Sekda Kabupaten Sumenep, Hadi Soetarto, Kamis (22/12/2016).
Menurut Sekda, ada tiga hal yang harus di ganti yakni bangunan, lahan dan pohon yang ada di SMA PGRI tersebut. Semuanya harus diganti sesuai hasil apraisal yang dilakukan tim independen.
“Bisa jadi tahun depan baru bisa dilakukan pembongkaran setelah ada hasil apraisalnya. Kalau tidak ada dasar hukumnya kami tidak berani melakukan pembongkaran,” ucapnya.
Disinggung soal bangunan lantai dua SMA PGRI yang masih menjadi obstacle keselamatan penerbangan dan akan menghambat Bandara Trunojoyo menjadi bandara komersial, Sekda menilai hal itu tetap bisa dilakukan atau bandara tetap bisa dimanfaatkan oleh pesawat ATR 72 dengan kapasitas penumpang 70 orang.
“Bandara beroperasi secara komersil tetap bisa dilaksanakan tahun depan. Meski ada bangunan lantai dua, pesawat tetap bisa terbang, artinya tidak akan terganggu karena masih bisa ditolelir,” tegas Hadi.
Bandara Trunojoyo Sumenep ini sudah memiliki panjang landas pacu 1.600 meter dan lebar 30 meter. Selama ini, bandara tersebut sudah dimanfaatkan oleh pesawat dengan jalur perintis dan menjadi tempat belajar siswa sekolah pilot. (Arifin/Putri)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
