“Ada maskapai yang siap beroperasi dengan kapasitas 30 tempat duduk, namun harga tiket mencapi Rp 600 ribu per orang”
SUMENEP (PortalMadura) – Bandara Trunojoyo Sumenep, Madura, Jawa Timur gagal menjadi lokasi penerbangan komersial di tahun 2013 ini. Terbukti, hingga saat ini masih sebatas digunakan sebagai latih terbang pilot.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Pemkab Sumenep, Hery Koentjoro mengaku banyak kendala menuju bandara komersial, salah satunya perlengkapan fasilitas yang masih membutuhkan pembenahan.
“Ternyata memang banyak kendala yang harus dihadapi seperti landas pacu (runway) yang harus dipertebal,” kata Hery Koendjoro, Sabtu (21/12/13).
Hery menjelaskan, saat ini pihaknya sudah melakukan penebalan runway atau landasan pacu bandara, dari sebelumnya hanya 7 cm menjadi 14 cm.
“Ini yang kami lakukan dan sudah selesai. Dan banyak fasilitas lain yang harus dibenahi juga seperti panjang landasan pacu,” ujarnya.
Perpanjangan runway tersebut diproyeksikan tahun 2014 mendatang. Kendati demikian, panjang runway 1.160 meter yang ada sekarang, dinilai sudah cukup, tapi karena masih ada kendala lain seperti belum adanya maskapai yang siap beroperasi tahun ini, akhirnya gagal menjadi bandara komersial.
“Sebenarnya dengan panjang yang ada ini sudah bisa menjadi bandara komersial, tapi maskapainya yang masih belum ada. Untuk perpanjangan runway kami lakukan 2014 mendatang,” paparnya.
Diakui, meski ada maskapai yang siap beroperasi dengan kapasitas 30 tempat duduk, namun harga tiket mencapi Rp 600 ribu per orang.
“Itu pun kita harus nanggung kursi yang kosong. Kalau itu dipaksakan kami pasti rugi, lebih baik kita coba ditahun depan dengan kapasitas pesawat yang lebih besar dan harga tiket sesuai dengan ekonomi masyarakat Sumenep,” pungkasnya.(arif/htn).
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
