Bencana itu Bukan Azab dari Tuhan ! Ini Pembahasannya dalam Islam

Avatar of PortalMadura.com
Bencana itu Bukan Azab dari Tuhan Ini Pembahasannya dalam Islam
ilustrasi

PortalMadura.Com – Umat muslim yang dimuliakan oleh Allah SWT, kita semua tau bahwa Allah lah Tuhan semesta alam ini. Allah lah yang menciptakan baik langit maupun bumi serta seisinya seperti manusia, hewan dan lain-lainnya.

Umat muslim, perlu diketahui bahwa seluruh alam raya ini mengukuti “amar' Allah. Fazlur Rahman menerjemahkan “amar” sebagai ketentuan Allah yg mengatur segalanya sehingga segalanya berjalan teratur. Ada siang, ada malam. Air naik ke langit lalu jadi awan lalu jadi hujan. Air mengalir dari ketinggian ke hilir. Habis kemarau, turun hujan, tumbuh tanaman, lalu berbuah, dan seterusnya.

Bahasa umumnya adalah hukum alam. Bahasa iman Islamnya adalah sunnatullah.Begitu.

Ketika suatu saat terjadi , misal gempa, sudah pasti mukmin meyakini itu kehendak Allah, Begitupun tsunami, Letusan gunung, dan lain sebagainya. Itu juga bagian dari amar Allah.

Bagi mukmin, semua bencana diyakini bukan hanya sebagai ketentuanNya yang telah ditetapkanNya sebelum peristiwa itu terjadi. Karena jika Allah SWT menghendaki, maka kun fayakun.

Semua peristiwa, termasuk bencana, diyakini oleh mukmin juga sebagai sarana muhasabah dan tasyakur. Muhasabah atas suatu peristiwa yang memilukan dan tasyakur pada suatu peristiwa yang menyenangkan. Begitu umumnya.

Di sejumlah kalangan, sebutlah para sufi, bahkan semua persitiwa, mau menyedihkan atau menyenangkan, tak lagi dirasakan ada bedanya, selain semata karunia Allah SWT. Kesempitan dan bencana pun karuniaNya. Itu artinya segala kesulitan dan bencana bisa saja menimpa hamba Allah yang dikehendakiNya. Di al-Quran ada keterangannya. Jadi, mari tidak usah berbesar hati karen kita ahli salat Subuh jamaah dan pengamal amaliah puasa sunnah belasan Tahun, lalu akan luhung terus jalan hidupnya. Boleh jadi, suatu hari juga ditimpa bencana. Karena umat muslim dimanapun pasti Allah berikan cobaan, hal tersebut semata-mata untuk menguji keimanannya agar ia tetap taat kepada Allah SWT.

Memang boleh jadi, ada suatu bencana yang oleh Allah diterjadikan sebagai hukuman. Di al-Quran banyak tuturan tentang kaum-kaum terdahulu soal itu. Tapi, mari berendah hati, itu hanya Allah yang tahu. Hanya Hak Allah untuk menilainya sebagai hukuman atau ujian atau bahkan karunia.

Kita hanya bisa menggali hikmah darinya. Ada yang meyebutnya sebagai sarana muhasabah.

Maka, tidaklah pantas dan berhak sama sekali bagi kita semua untuk menyatakan bencana itu atau ini adalah hukuman Allah, azab Allah, dan sejenisnya kepada sekelompok orang. Demi Allah, tak ada kepantasan bagi kita memutuskan pernyataan sejenis itu. Kita hanyalah manusia, makhluk yang penuh dengan dosa. Sadarilah, semua ini hanya milik Allah SWT. Bahkan nyawa kita, apapun yang kita miliki, baik harta , tahta, anak, keluarga, kenikmatan duniawi, sungguh itu hanya milik Allah SWT. Kita hanya tamu di muka bumi ini.

Selain hakikat peristiwa itu semata rahasia Allah, pernyataan bencana adalah azab dari Allah hanya akan menjadikan diri kita sendiri pongah, sombong, dan sok suci dengan menabalkan diri kita yang selamat karena Allah mencintai kita dan mereka yang terdera karena murka Allah, serta sudah pasti hanya akan menyakiti hati dan perasaan mereka yang sedang ditimpa bencana.

Bahkan setaat apapun kita ini, tak ada jaminan menjadi kekasih Allah, tiada kepastiaan akan khusnul khatimah, diridhaiNya, dan masuk surgaNya, Maka jangan lah mencongkakkan diri dengan amal ibadah yang kita rasa cukup, padahal tidak. Karena yang tau amalan kita di terima atau tidak hanya Allah SWT.

Kalimat “bencana itu adalah azab Allah pada mereka karena jauh dari Allah….”? sungguh bukan hal yang baik untuk dilakukan. Hal tersebut hanyalah akan menyakiti keluarga korban yang terkena bencana. Tau apakah kita tentang kehendak Allah sehingga dengan seenaknya berkata seperti itu?

Hentikanlah menyatakan suatu petaka pada orang lain sebagai azabNya. Berhentilah. Itu sungguh jahat, keji, buruk, pongah, angkuh, dan jelas sama sekali tak mencerminkan hati yang takut padaNya dan akhlak yang luhung pada sesama.

Allah selalu tau isi hati kita.

Yang harusnya kita lakukan hanyalah saling mendoakan bukan saling menjatuhkan dan menyalahkan orang lain seolah diri kita memang benar-benar suci. Sadarlah, kita masih manusia yang penuh dosa. Cukup, berdoalah saja untuk para korban yang terkena bencana, jangan kalian sakiti dengan ungkapan yang seperti itu. Islam agama yang baik, agama kita yang paling benar. Cerminkanlah sesuai dengan hakekatnya. Bukan mengikuti ego dan prasangka kita. Masya Allah.

Semoga artikel ini bermanfaat, Amiin Allahhumma Amiin. (islami.co/Anek)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.