Beragama Islam, Mantan Satpam Jadi Presiden di Afrika

Beragama Islam, Mantan Satpam Jadi Presiden di Afrika
Ist. Adama (BBC Indonesia)

PortalMadura.Com – Adama Barrow, adalah seorang mantan anggota satuan pengamanan (satpam) Argos, jaringan toko perlengkapan rumah tangga di Inggris. Kini, terpilih menjadi presiden Gambia, sebuah negara di Afrika.

Melansir dari BBC Indonesia, Selasa (6/12/2016), bahwa pihak Komisi Pemilihan di Gambia telah mengumumkan jika Adama Barrow meraih 263.515 suara.

Sedangkan presiden petahana, Yahya Jammeh mendapatkan 212.099 suara dan posisi tiga diraih Mama Kandeh, 102.969 suara.

Barrow lahir disebuah desa tepi sungai di Gambia dan sempat bekerja sebagai manajer di perusahaan gas sebelum memutuskan untuk belajar di London.

Di sela-sela studi inilah, Barrow bekerja untuk mencari tambahan penghasilan karena ia ingin menabung untuk mendirikan perusahaan sendiri.

Barrow mengatakan tidak malu dengan masa lalu sebagai satpam di ibu kota Inggris. “Hidup adalah proses. Kehidupan di Inggris membantu membentuk kepribadian saya,” kata Barrow dalam wawancara dengan surat kabar Prancis Le Monde.

Pria berusia 51 tahun yang sekarang menjadi pengusaha properti tersebut mengatakan, dirinya masih bekerja 12 hingga 14 jam per hari dan mengaku memang ‘gila kerja’.

Selama kampanye pilpres Barrow berjanji untuk membuka lembaran baru bagi rakyat Gambia, negara yang dikenal sebagai salah satu negara termiskin di Afrika.

Latar belakangnya sebagai warga biasa dan pengusaha swasta yang tak punya masalah politik di masa lalu membuat rakyat Gambia mempercayainya sebagai presiden, dengan mengalahkan Jammeh, yang berkuasa sejak 1990-an, menyusul kudeta.

Barrow menjanjikan akan menerapkan sejumlah reformasi begitu resmi diambil sumpah sebagai presiden.

Ia dikenal sebagai Muslim yang taat dan mengatakan bahwa agama ia gunakan sebagai panduan hidup.

“Jika Anda orang yang beragama, maka agama ini akan selalu memberikan pengaruh dalam kehidupan Anda,” katanya.

Gambia, salah satu negara di Afrika barat, merdeka pada 1965 dan sejak itu hanya punya dua presiden.

Barrow mengatakan dirinya hanya akan berkuasa selama tiga tahun untuk memberi kesempatan kepada tokoh lain untuk menjadi orang nomor satu di Gambia.(bbcindonesia.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.