PortalMadura.Com, Sumenep – Batik tulis produksi warga binaan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Klas IIB Sumenep, Madura, Jawa Timur membuat ngiler pecinta batik.
Hasilnya, tidak kalah dengan produksi pengrajin batik pada umumnya yang ada di Sumenep. Karya warga binaan pemasyarakatan (WBP) itu, dipatok dengan harga sangat terjangkau.
“Harganya variatif, ada yang 350 ribu, 400 ribu rupiah perlembarnya. Harga tergantung pada tingkat kesulitan motif itu sendiri,” terang Kepala Rutan Klas IIB Sumenep, Beni Hidayat, Senin (29/7/2019).
Motif dan pewarnaan batik tulis khas WBP Rutan Sumenep tetap merujuk pada khas Madura, khususnya khas Sumenep yang cenderung cerah, nyaman dipandang dan eksklusif.
“Kalau misalnya pesan, ya hanya memproduksi sesuai dengan pesanan. Tidak ada di tempat lain. Diseluruh Indonesia juga tidak akan ditemukan, karena kita memproduksi limited edition,” terangnya.
Bagi pembeli, pihaknya juga menyertakan gambar sebagai petunjuk agar tidak salah saat menjahit. “Soal kualitas kita jamin, kain prima,” tandasnya.
Proses pembuatan batik tulis oleh WBP membutuhkan waktu 4-6 hari. Setiap lembar harus melalui proses desain, penjiplakan, pemalanan, pewarnaan, waterglass dan finishing.
Pihaknya juga menerima pesanan dalam jumlah besar, misalnya untuk pembuatan seragam batik. Dan untuk kesiapan tenaga pembatik, ia mengaku tidak kuatir.
“Pembinaan berkelanjutan dan berkesinambungan terus kita lakukan sehingga tenaga pembatik selalu ada dan siap memproduksi,” ungkapnya.
Selama ini, sudah menghasilkan berbagai macam motif, antara lain, motif karapan sapi, bunga, dan khas Madura lainnya.(*)
Baca Juga :