Bocah 12 Tahun Dikabarkan Dikurung, Akhirnya Dapat Bantuan PKH

Avatar of PortalMadura.com
Bocah 12 Tahun Dikabarkan Dikurung, Akhirnya Dapat Bantuan PKH
Koordinator Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Pamekasan, Lukman Hakim (Foto: Marzuky)

PortalMadura.Com, Moh. Efendi, bocah berusia 12 tahun, warga Desa Angsanah Kecamatan Palengaan Pamekasan, Madura, Jawa Timur, yang dikabarkan dikurung di bekas kandang ayam lantaran memiliki gangguan mental mendapat perhatian banyak pihak.

Terbaru, anak dari pasangan suami istri Hamzah dan Latifah tersebut dikunjungi oleh Koordinator Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Pamekasan, Lukman Hakim.

Kepada PortalMadura.Com, Lukman Hakim mengaku, pihaknya mendatangi bocah tersebut lantaran mendapat informasi jika yang bersangkutan dikurung di tempat yang tidak layak huni.

“Kami datang untuk memberikan Bansos dan memastikan anak tersebut mendapatkan perlakuan dan fasilitas yang layak sebagaimana anak normal lainnya. Selain itu, guna memastikan bahwa keluarga tersebut mendapatkan Bansos PKH, BPNT, KIS dan KIP,” kata Lukman, Rabu (9/10/2019).

Baca Juga : Ancam Mau Membunuh, Pemuda Sumenep Ditangkap Polisi

Berdasarkan keterangan kedua orang tua, Efendi lahir seperti anak-anak pada umumnya. Namun, sampai usia dua tahun ia tidak bisa berbicara dan tidak bisa berjalan. Bocah yang belakangan diketahui mengidap penyakit Micro Sipalus, Retardasi Mental dan Saribral Palsi tersebut hanya bisa merangkak.

“Anaknya sangat aktif kalau merangkak, sampai sekarang hanya merangkak. Hasil diagnosa RSUD Kabupaten Pamekasan nanda Moh. Efendi mengalami penyakit Micro Sipalus, Retardasi Mental dan Saribral Palsi istilah medis, sistem pengobatannya dengan cara shoftherapy,” terang Lukman.

Pihaknya berupaya untuk mengobati anak itu meskipun untuk sembuh total sangat sulit lantaran usia keemasaanya sudah lewat. Orang tua bocah itu sebelumnya sempat membawa ke RSUD Pamekasan untuk berobat, tetapi lantaran terkendala biaya akhirnya hanya bisa pasrah kepada Allah SWT.

Bocah tersebut sengaja dikurung oleh kedua orang tuanya supaya tidak berkeliaran jauh. Karena kedua orang tuanya termasuk warga yang tidak mampu dan harus banting tulang mencari nafkah untuk anak-anaknya. Namun demikian, orang tuanya membantah jika yang ditempati itu adalah bekas kandang ayam sebagaimana informasi yang beredar.

“Dengan kondisi ekonomi keluarga yang kurang beruntung, Moh. Efendi dibuatkan tempat khusus yang dibangun dari bambu oleh bapaknya dengan alat tidur seadanya,” tandasnya.

Sebelum dikurung, Efendi ditempatkan di langgar rumah, tetapi ketika orang tuanya berangkat bekerja, Efendi merangkak jauh. Bahkan sempat hilang dan ditemukan di hutan timur rumahnya, pernah juga ditemukan di dekat sungai, beruntung sungai tersebut sedang tidak ada airnya.

“Melihat kondisi Moh. Efendi saat ini, saya sangat prihatin. Mudah-mudahan ke depan ada perhatian khusus dari pemerintah, sehingga anak tersebut mendapatkan jaminan atas hak dan masa depannya,” pungkasnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.