“Walau harus mengeluarkan ongkos pulang-pergi sekitar Rp.50.000, saya tak mau berhenti berjualan tajin sobih. Jika memang badan ini sudah tak kuat lagi menahan beban berat, barulah saya akan berhenti,” cetus Bu Sumrah.
Pada saat-saat tertentu Bu Sumrah terlihat di acara pernikahan, pertemuan, atau lainnya. Rupanya tajin sobih buatannya telah dipesan sebagai pelengkap menu acara. Ia sendiri yang menakar tajin sobih untuk diberikan pada tamu undangan. Bu Sumrah juga sering diminta untuk berjualan di salah satu galeri batik di Bangkalan. Ia juga yang menyuguhkan tajin sobih kepada para tamu atau wisatawan yang akan berbelanja batik di galeri tersebut.(*)