“Semoga dengan acara ini masa depan seniman Bangkalan seterang bulan purnama malam ini. Saya juga berharap acara ini punya andil dalam memajukan sektor pariwisata Bangkalan,” terangnya.
Ia menambahkan jika acara ini nantinya tak berpusat di satu tempat (kota). Pada gelaran berikutnya diupayakan bisa diadakan di kecamatan lain, bahkan wilayah setingkat desa sekalipun, dengan mengedepankan sajian seni budaya yang bermuatan kearifan lokal.
Usai sambutan, Zaenab bersama undangan lainnya didaulat menyalakan obor sebagai tanda acara Tera’ Bulen dimulai. Sajian yang tampil malam itu berupa tari, musik, pantomim, pencak silat, pemutaran film dokumenter, hingga pameran seni rupa. Para penampil berasal dari Sanggar Tarara, Sanggar Paseban, Sanggar Maharani, Manifesto Idiot (wadah seni rupa dan lukis), Pencak Silat Jokotole, serta Komunitas Masyarakat Lumpur.
Dukungan kembalinya acara Tera’ Bulen juga disuarakan Raden Panji Abdul Hamid Mustari Cakraadiningrat. Salah satu sesepuh Bangkalan yang menginjak usia 72 tahun ini menaruh harapan besar pada Dewan Budaya Bangkalan serta kelangsungan seni budaya di Kota Salak.
“Sebenarnya acara ini telah dilaksanakan di bawah naungan wadah Dewan Kesenian Bangkalan, namun hanya berjalan dua tahun (2004-2006). Kini dengan terbentuknya Dewan Budaya Madura, saya harap lebih aktif lagi dan berlangsung kontinyu,” tegas kakek dari sembilan cucu ini kepada PortalMadura.Com.
Ditambahkan …