Clurit, Pisau, dan Parang
Geliat pengrajin pandai besi langsung terasa begitu menginjakkan kaki di Dusun Timur Sumber. Keberadaan sejumlah bangunan kecil berisi berbagai peralatan pandai besi di sekitar rumah induk menjadi penanda jika usaha memipihkan besi membara menjadi alat perkebunan serta alat dapur masih dipertahankan.
Tak hanya clurit yang jadi hasil produk. Para pandai besi di dusun ini juga mengembangkankan keahliannya dengan membuat pisau dapur, pisau pemotong daging, juga parang untuk memotong atau membelah kayu. Umumnya empat jenis peralatan tajam ini yang sering dibuat.
“Pembuatan keempat jenis peralatan tajam itu tak butuh waktu lama. Pemasarannya pun tergolong cepat laku. Tak ada salahnya mengikuti selera pembeli, karena memang jenis peralatan tajam itu yang banyak dicari,” ungkap Salam.
Meski demikian pegiat usaha ini perlahan mulai berkurang. Jiwa merantau yang melekat pada masyarakat Madura jadi alasan yang kerap terdengar. Kenyataan memang berbicara jika merantau lebih menjamin dari segi pendapatan untuk menopang roda perekonomian keluarga.
Merantau memang pilihan hidup. Namun disisi lain akan timbul dilema apabila pandai besi sebagai warisan budaya kehilangan regenerasi. Identitas daerah yang terlanjut berpredikat pengrajin pandai besi perlahan akan luntur, kemudian menghilang. Diperlukan upaya pemikiran dan terobosan nyata dari pemerintah setempat untuk mempertahankan sekaligus mengembangkan usaha tradisional ini.
Bidik …