PortalMadura.com- Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5 yang mengguncang Kabupaten Sumenep, Madura, pada Selasa malam (30/9/2025) pukul 23.49 WIB, telah merusak sedikitnya 435 bangunan. Kerusakan meliputi rumah warga, masjid, musholla, sekolah, hingga fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan Polindes.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Ahmad Laily Maulidi, mengungkapkan data tersebut merupakan hasil verifikasi lapangan oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) yang berkoordinasi dengan para camat di wilayah terdampak hingga Sabtu (4/10/2025).
“Data ini masih sementara karena tim kami terus memperbarui informasi dari berbagai lokasi terdampak,” ujar Laily.
Dari total 435 bangunan yang rusak, sebanyak 139 unit rumah mengalami kerusakan ringan, 150 unit rusak sedang, 100 unit rusak berat, dan 10 unit masuk kategori rusak sangat berat. Selain hunian, sejumlah rumah ibadah juga terdampak, dengan rincian 13 masjid dan musholla rusak ringan, 9 rusak sedang, dan 4 rusak berat.
Fasilitas pendidikan tak luput dari kerusakan. Empat sekolah dilaporkan rusak ringan, dua rusak sedang, dan dua lainnya rusak berat. Sementara itu, Puskesmas dan Polindes hanya mengalami kerusakan ringan.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, gempa dangkal berkedalaman 11 kilometer ini menyebabkan enam warga di Kecamatan Gayam mengalami luka-luka akibat reruntuhan bangunan. Pusat gempa berada di laut, sekitar 50 kilometer tenggara Sumenep dan Pulau Sapudi, sesuai rilis resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Sebagai respons cepat, Husky–CNOOC Madura Limited (HCML), salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah pengawasan SKK Migas, menyalurkan 135 paket sembako pada Sabtu (4/10/2025). Bantuan tersebut difokuskan bagi warga dengan kerusakan rumah terparah dan disalurkan melalui Lembaga Pengembangan Masyarakat Sapudi (LPMS) dengan dukungan pemerintah kecamatan setempat.
“Ini bentuk komitmen kami untuk mendukung pemulihan masyarakat terdampak bencana,” kata Hamim Tohari, Manager Regional Office & Relations HCML.
Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, Anggono Mahendrawan, mengapresiasi langkah cepat HCML dan menegaskan bahwa industri hulu migas tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga peduli terhadap masyarakat sekitar.
Saat ini, tim gabungan Pemkab Sumenep bersama instansi terkait terus mendistribusikan logistik dan melakukan asesmen menyeluruh untuk menentukan skema bantuan lanjutan, termasuk stimulan rehabilitasi rumah warga.
“Kami pastikan bantuan tepat sasaran dan proses pemulihan berjalan optimal,” tegas Laily.