PortalMadura.com-Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) mengalami kenaikan signifikan pada Selasa (21/10/2025).
Berdasarkan data resmi dari laman Logam Mulia, harga jual emas naik sebesar Rp72.000 menjadi Rp2.487.000 per gram, dari sebelumnya Rp2.415.000 per gram.
Tak hanya emas, harga perak juga ikut naik. Pada hari yang sama, harga perak mencapai Rp28.350 per gram, naik Rp600 dari posisi sebelumnya di Rp27.750 per gram.
Kenaikan ini terjadi di tengah meningkatnya minat masyarakat terhadap logam mulia sebagai instrumen investasi yang dianggap aman (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi dan gejolak geopolitik global.
Data historis menunjukkan tren kenaikan harga emas yang konsisten dalam lima tahun terakhir.
Pada 2019, harga emas masih berada di kisaran Rp750.000 per gram. Namun saat pandemi melanda pada 2020, harganya melonjak menembus Rp1 juta per gram.
Tahun 2021–2022, harga relatif stabil di kisaran Rp950.000–Rp1 juta seiring pemulihan ekonomi global.
Namun sejak 2023, tekanan inflasi dan konflik geopolitik mendorong kenaikan berkelanjutan.
Pada 2024, emas mencatat kenaikan hingga 29,5%, dari Rp1.140.000 di awal tahun menjadi Rp1.520.000 di akhir tahun. Memasuki 2025, volatilitas meningkat: April sempat menyentuh Rp2 juta, turun kembali, lalu kembali menembus level tersebut pada September. Kini, di akhir Oktober 2025, harganya telah mencapai Rp2.487.000 per gram.
Prediksi Harga Emas 2026: Bisa Tembus 4.000 Dolar AS
Lembaga keuangan global optimistis terhadap prospek emas. J.P. Morgan memperkirakan harga emas akan mencapai 4.000 dolar AS per ons pada 2026.
Sementara Bank of America memproyeksikan angka sedikit lebih rendah, yakni 3.350 dolar AS per ons.
Jika proyeksi ini terealisasi, harga emas dalam rupiah bisa melampaui Rp3,5 juta per gram, tergantung nilai tukar.
Perak Ikut Menguat, Prediksi 2026 Capai 65 Dolar AS
Harga perak memang tidak sevolatil emas, namun tetap menunjukkan tren positif.
Sejak 2021, harganya bergerak dari Rp12.057 menjadi Rp15.067 per gram pada awal 2025.
Kini, di Oktober 2025, harganya mencapai Rp28.350 per gram—menandai akselerasi kenaikan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Bank of America juga memprediksi lonjakan besar untuk perak: 65 dolar AS per ons pada 2026, didorong oleh permintaan industri hijau dan elektronik, selain perannya sebagai aset lindung nilai.
Investor Diminta Tetap Waspada
Meski prospek cerah, para analis mengingatkan bahwa fluktuasi harga logam mulia tetap dipengaruhi oleh kebijakan moneter global, suku bunga, dan stabilitas politik.
Investasi sebaiknya dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan profil risiko masing-masing.
Dengan tren kenaikan yang konsisten dan dukungan prediksi lembaga global, emas dan perak diproyeksikan tetap menjadi pilihan utama investor di tengah ketidakpastian ekonomi tahun-tahun mendatang.