Hukum Makan Tulang, Benarkah Haram?

Avatar of PortalMadura.com
Hukum Makan Tulang, Benarkah Haram?
Ilustrasi (dream)

PortalMadura.Com – Pada umumnya, kebiasaan orang itu beda-beda, termasuk dalam hal makan ikan. Ada sebagian orang yang makan bagian dagingnya saja, tapi tidak sedikit yang suka jika makan tulangnya juga.

Namun, pernahkah Anda mendengar hadis bahwa jika tulang itu adalah makanan jin?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya Anda menyimak penjelasan berikut ini agar tidak terjadi kesalahpahaman persepsi.

Sebuah hadis riwayat Muslim, mengatakan bahwa, para Jin datang kepada Rasulullah dan meminta kepada beliau makanan yang halal. Lalu Rasulullah bersabda kepada mereka:

Makanan halal untuk kalian adalah semua tulang hewan yang disembelih dengan menyebut nama Allah. Ketika tulang itu kalian ambil, akan penuh dengan daging. Sementara kotoran binatang akan menjadi makanan bagi hewan kalian” (HR. Muslim No.450).

Dalam riwayat lain, beliau bersabda: “Janganlah kalian beristinjak (bersuci setelah buang air) dengan kotoran dan tulang. Karena itu adalah makanan bagi saudara kalian dari kalangan jin” (HR. Turmudzi 18, dan dishahihkan Al-Albani).

Dari dua hadis di atas dapat disimpulkan bahwa tulang termasuk makanan jin. Namun apakah ini bisa dijadikan dalil yang mengatakan bahwa tulang haram dimakan manusia?.

Jawaban Syaikh Abdurrahman As-Suhaim, salah seorang dai ahlus sunah di Kementrian Wakaf dan Urusan Islam, Riyadh, KSA. Ketika beliau ditanya tentang , apakah haram? Beliau menjelaskan:

Allah berfirman: Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu kotor, atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-An'am: 145).

Ditambah beberapa keterangan binatang haram yang disebutkan dalam hadis, seperti binatang buas yang bertaring, burung yang bercakar untuk menerkam musuh, atau khimar jinak, dan beberapa dalil lainnya.

Artinya, selain itu kembali kepada hukum asal, yaitu mubah. Karena hukum asal segala sesuatu adalah halal. Sementara tidak disebutkan keterangan tentang haramnya tulang.

Adapun statusnya sebagai makanan jin, tidaklah berpengaruh terhadap status hukum tulang. Karena ketetapan Rasulullah bahwa tulang sebagai makanan jin, tidaklah menunjukkan larangan untuk memakannya dan tidak ada larangan untuk makan tulang.

Kemudian, orang yang meyakini haramnya tulang, dia wajib mendatangkan dalil. Karena jika tidak, maka dikhawatirkan dia dianggap berdusta atas nama syariah.

Ketika Allah menghalalkan sesuatu, maka hukum asalnya adalah halal semuanya, kecuali bagian yang membahayakan, karena alasan sisi bahayanya. Sehingga, ketika Allah halalkan binatang ternak, onta, sapi, atau kambing, berarti semua bagian dari hewan ini adalah halal, kecuali jika ada bagian yang haram.

Dalam kitab al-Mudawwanah dinyatakan, “Semua yang mengikuti status daging, seperti lemak, liver, kars (isi perut – usus dan sebangsanya), jantung, paru, limpa, ginjal, tenggorokan, skrontum, tengklek, kepala, dan semacamnya. Semuanya dihukumi sebagaimana hukum daging“, (Tahdzib al-Mudawwanah, 3/87).

Demikian penjelasan tentang hukum makan tulang yang perlu Anda ketahui. Jadi sejauh ini belum ada fatwa ulama yang mengharamkan tulang. Meskipun mereka telah menyebutkan dalil bahwa tulang adalah makanan jin. Semoga Anda lebih bijak dalam menyerap informasi. Wallahu A'lam. (islamidia.com/Putri)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.