Ini 5 Tempat yang Dipercaya Untuk Cari Pesugihan

Avatar of PortalMadura.com

Parang Tritis – Nyi Blorong Dipercaya Bisa Memberi Kekayaan
Parang Tritis dianggap sebagai pusat kerajaan siluman Laut Selatan. Ada 2 sosok gaib yang sering dimintai pesugihan, yaitu Nyai Blorong dan Kanjeng Ratu Kidul. Nyi Blorong adalah sosok siluman berkepala manusia namun berbadan ular raksasa. Konon, Nyi Blorong mampu mewujudkan permintaan manusia dengan jalan bersekutu dengannya. Yang harus dilakukan pertama kali adalah melakukan ritual ‘mbucal badan' (berpuasa dan bersemedi) di wilayah pantai laut selatan selama 7 hari 7 malam.

Ritual selanjutnya adalah larung sesaji. Sesaji pokok yang harus dilarung, biasanya berupa dua sisir pisang raja temen, kinang ayu, sekar setaman, jajan pasar lengkap 7 rupa, buah-buahan 7 rupa dan menyan madu. Ritual larung sesaji ini tidak hanya dilakukan sekali, tapi harus dilaksanakan secara rutin setiap tahun pada tanggal dan waktu yang sama dengan ritual larungan yang pertama kali diadakan.

Selain ritual yang diatas, Nyi Blorong juga menerapkan syarat yang sangat berat bagi orang yang menjalin persekutuan gaib dengannya, yaitu berupa tumbal nyawa. Sedangkan Kanjeng Ratu Kidul konon tidak meminta tumbal nyawa. Namun hasil yang didapat dari Kanjeng Ratu Kidul tidak sebanyak yang diberikan Nyi Blorong.

Munding Seuri, Gunung Gede – Sampai Harus Mengorbankan Anak!
Di tempat ini dipercaya sebagai tempat bersemayamnya Raden Surya Kencana, pendiri kota Cianjur yang beristrikan mahkluk halus. Tempat itulah yang disebut sebagai Padepokan Seuri yang menjadi tempat mencari pesugihan. Berbeda dengan di tempat lain, tumbal untuk pesugihan di tempat ini adalah anak. Si pencari pesugihan harus rela jika salah satu anaknya akan memiliki wajah cacat atau tidak normal.

Ritual di sini konon hanya bisa dilakukan saat bulan purnama. Ritual dimulai pada saat matahari terbenam, dengan cara bertelanjang bulat dan kemudian berendam di sebuah kubangan lumpur. Sebelumnya, mereka harus menaburkan kembang setaman dan kemenyan di Padepokan Seuri sebagai syarat sesaji. Setelah fajar tiba barulah ritual tersebut boleh dihentikan dan para lelaku bisa membersihkan diri dengan berguling-guling di rerumputan. Setelah selesai mereka kembali ke padepokan untuk menjalani ritual selanjutnya, yaitu memilih salah satu anak untuk ‘dikorbankan' dengan menjadi cacat seumur hidup.

Gunung Bugel, Rembang – Akan Ada Gagak Pembawa Rejeki
Konon, ritual mencari pesugihan di tempat ini tidak meminta tumbal apa-apa. Hanya dibutuhkan pelaku pencari pesugihan untuk berjualan sate gagak hitam kepada para arwah gentayangan. Pada tengah malam yang telah ditentukan, burung gagak hitam yang hendak disate harus dibawa ke makam yang akan dijadikan lahan berdagang. Sesampainya di tempat yang dituju, baca doa-doa khusus untuk membuka alam gaib, sambil membakar kemenyan. Tunggu sampai gagak yang dibawa berkoak-koak.

Pada saat gagak berkoak, pertanda waktunya penyembelihan. Cabut bulu-bulu gagak hitam tersebut dan olesi dengan minyak Arrahman. Kemudian potong daging burung sesuai degan ukuran yang dikehendaki. Setelah itu bakarlah daging itu layaknya sate biasa.

Pada saat bersamaan, para pembeli sate akan berdatangan. Mereka adalah arwah gentayangan dengan wujud yang beraneka rupa dan sangat menyeramkan. Mereka berdatangan untuk merebut sate gagak yang dijual. Berapa pun harganya, mereka akan membeli sate yang dijual itu. Dan hasil penjualan itulah yang merupakan hasil laku pesugihannya. (boombastis.com/Lala)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.