Ini Kisah Percakapan Bayi dengan Allah Sebelum Terlahir ke Dunia

Avatar of PortalMadura.com
Ini Kisah Percakapan Bayi dengan Allah Sebelum Terlahir ke Dunia
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Setiap orang pasti merasakan berada di dalam kandungan seorang ibu. Disaat itulah seorang manusia ditetapkan nasibnya selama di dunia, baik mengenai rezeki, jodoh dan ajalnya nanti.

Selama didalam kandungan, walaupun dalam keadaan gelap dan sempit seorang bayi bisa berbicara dengan ibunya melalui caranya sendiri. Tidak hanya pada seorang ibu, ternyata bayi juga mampu melakukan komunikasi dengan Allah sebagai janjinya dikehidupan nanti. Ketika seorang bayi siap dilahirkan ke dunia, menjelang diturunkan dia bertanya kepada Allah:

Bayi: “Para malaikat disini mengatakan, bahwa besok engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi, bagaimana cara saya hidup di sana, saya begitu kecil dan lemah”

Allah: “Aku telah memilih satu malaikat untukmu.. ia akan menjaga dan mengasihimu”

Bayi: “Tapi di surga apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi saya untuk bahagia”

Allah: “Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan lebih berbahagia”

Bayi: “Dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadamu?”

Allah: “Malaikatmu akan mengajarkan.. bagaimana cara kamu berdoa”

Bayi: “Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya?”

Allah: “Malaikatmu akan melindungimu, dengan taruhan jiwanya sekalipun”

Bayi: “Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat engkau lagi”

Allah: “Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepadaku, walaupun sesungguhnya aku selalu berada di sisimu”

Saat itu surga begitu tenangnya sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya.

Bayi: “Tuhan, jika saya harus pergi sekarang, bisakah engkau memberitahuku, siapa nama malaikat di rumahku nanti?”

Allah: “Kamu dapat memanggil nama malaikatmu itu, IBU”

Kenanglah ibu yang menyayangimu. Sayangi orang yang telah melahirkanmu. Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi. Ingatkah engkau ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu.

Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu?. Dan ingatkan engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit.

Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan. Ibu yang ketika kau tidak meyuruh untuk mencuci baju kecilmu, dengan senang dan tanpa marah-marah mencium baju kotormu dan mencucikannya untukmu.

Lalu bagaimana denganmu?. Saat Ibumu memohon pertolonganmu untuk mencucikan bajunya. Disaat kau melupakannya atau mungkin tidak memperhatikannya, ibumu selalu menyebut namamu lewat nyanyian tengah malam berbasuh air wudu.

Kembalilah, mohonlah maaf pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu. Jangan biarkan kau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang, ketika ibu telah tiada.

Tidak ada lagi di depan pintu yang menyambut kita, tidak ada lagi senyuman indah tanda bahagia, yang ada hanyalah kamar kosong tiada penghuninya. Dan yang ada hanyalah baju yang digantung di lemarinya.

Tidak ada lagi dan tidak akan ada lagi yang akan meneteskan air mata mendoakanmu disetiap hembusan nafasnya. Pulang dan kembalilah segera, peluklah ibu yang selalu menyayangimu. Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya. (islamidia.com/Putri)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.