Inilah 6 Alasan Merayakan Valentine Haram Bagi Umat Islam

Avatar of PortalMadura.Com
Inilah 6 Alasan Merayakan Valentine Haram Bagi Umat Islam
ilustrasi

PortalMadura.Com – Setelah pesta tahun baru ditiap awal tahun, kini masyarakat pun sibuk dengan pesta pada bulan berikutnya. Bulan Februari, masyarakat dunia pun tentu tidak ada yang tidak tahu bahwa setiap tanggal 14 Februari akan ada sebuah perayaan besar bernama Day's.

Boleh jadi tanggal 14 Februari itu merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi lainnya. Sebab hari itu banyak dipercaya orang sebagai hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.

Itulah hari Valentine, sebuah hari di mana orang-orang di barat sana menjadikannya sebagai fokus untuk mengungkapkan rasa ‘kasih sayang'. Walaupun pada hakikatnya bukan hari kasih sayang melainkan hari ‘making love'.

Padahal di dalam Islam tidak ada yang namanya Valentine, sebab kata Valentine itu merupakan istilah impor dari agama di luar Islam. Bahkan latar belakang sejarah dan esensinya pun tidak sejalan dengan Islam.

Namun kalau yang Anda inginkan adalah perwujudan rasa kasih sayang menurut syariat Islam, tentu saja Islam merupakan gudangnya kasih sayang. Tidak sebatas pada orang-orang terkasih saja, termasuk kasih sayang kepada semua orang. Bahkan hewan pun termasuk yang mendapatkan kasih sayang.

Sudah sepatutnya Anda sebagai kaum muslimin berpikir, tidak sepantasnya merayakan hari tersebut setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah ritual non muslim bahkan bermula dari ritual paganisme.

Berikut enam alasan dilarangnya merayakan hari Valentine:

Merayakan Valentine Berarti Meniru-niru Orang Kafir
Agama Islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir. Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah dan hal ini juga merupakan kesepakatan para ulama.

Rasulullah memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau bersabda: “Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka,” (HR. Bukhari no. 3462 dan Muslim no. 2103).

Hadits ini menunjukkan kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum dan di antara bentuk menyelisihi mereka adalah dalam masalah uban.

Dalam hadits lain, Rasulullah juga menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. sebagaima sabda-Nya: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka,” (HR. Ahmad dan Abu Dawud.

Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman
Allah swt telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam Valentine.

Allah berfirman: “Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya,” (QS. Al Furqon : 72).

Ayat di atas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Jika tidak menghadiri perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji. Maka hal ini berarti melakukan perayaan tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela dan termasuk aib. Jadi, merayakan Valentine bukanlah ciri orang beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.

Menganggungkan Sang Pejuang Cinta Akan Berkumpul Bersamanya di Hari Kiamat
Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan. Baik itu keutamaan di dunia maupun keutamaan di akhirat.

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Rasulullah: “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?.” Rasulullah menjawab: “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?.” Lalu, Orang tersebut menjawab: Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.” Rasulullah berkata: “(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai,” (HR. Bukhari dan Muslim) .

Bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nasrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda?. Valentine-lah sebagai pahlawan dan pejuang ketika itu.

Sebagaimana sabda Rasulullah di atas : “Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang engkau cintai”. Jadi, jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama orang-orang saleh ataukah bersama tokoh Nasrani yang jelas-jelas kafir?.

Ucapan Selamat Berakibat Terjerumus dalam Kesyirikan dan Maksiat
Valentine sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi “To be my valentine (Jadilah valentineku)”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”.

Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Kami pun telah kemukakan di awal bahwa hari valentine jelas-jelas adalah perayaan nasrani, bahkan semula adalah ritual paganisme.

Oleh karena itu, mengucapkan selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam hari raya orang kafir lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama.

Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina
Perayaan Valentine di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama.

Maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.

Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang.

Padahal mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah swt berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,” (QS. Al Isro' : 32).

Meniru Perbuatan Setan
Menjelang hari Valentine berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan agar berbuah pahala.

Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti daripada hal lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu mungkin bisa bermilyar-milyar rupiah dihabiskan oleh mereka, hanya demi merayakan hari Valentine.

Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan,” (QS. Al Isro' : 26-27).

Maksudnya adalah mereka menyerupai setan dalam hal ini, Ibnu Mas'ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru,” (Lihat Tafsir Al Qur'an Al ‘Azhim). (rumaysho.com/Salimah)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.