Jabat Tangan dengan Dua atau Satu Tangan? Ini Menurut Ulama

Avatar of PortalMadura.com
Jabat Tangan dengan Dua atau Satu Tangan Ini Menurut Ulama
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Sudah menjadi kebiasaan bahkan tradisi orang Indonesia untuk berjabat tangan setiap kali bertemu. Dalam budaya Indonesia, berjabat tangan melambangkan ikatan tali persaudaraan, cinta, kasih sayang dan perdamaian. Namun, tahukah Anda dalam islam, berjabat tangan juga merupakan salah satu yang sangat di anjurkan.

Dalam islam, berjabat tangan memiliki keutamaan di antaranya yakni penghapusan dosa dari mereka yang melakukannya. Hal tersebut sebagaimana hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan At-Thabarani dan Al-Baihaqi.

“Laki-laki dan perempuan dianjurkan berjabat tangan berdasarkan hadits riwayat At-Thabarani dan Al-Baihaqi, ‘Seorang Mukmin ketika berjumpa dengan Mukmin lainnya, lalu member salam, memegang dan berjabat tangan, maka gugurlah dosanya sebagaimana daun-daun berguguran,' dan berdasarkan hadits, ‘Tiada dua orang Muslim yang berjumpa, lalu berjabat tangan, niscaya dosa keduanya diampuni sebelum keduanya berpisah.' disunnahkan dengan kedua tangan. Imam An-Nawawi dalam Al-Azkar mengatakan, ‘Ketahuilah, jabat tangan disunnahkan setiap kali berjumpa,'” (Lihat Syekh Wahbah Az-Zuhayli, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh, Beirut, Darul Fikr, cetakan kedua, 1985 M/1405 H, juz 3, halaman 570).

Syekh Wahbah Az-Zuhayli menyebutkan bahwa jabat tangan dilakukan dengan dua tangan. Sebenarnya, ulama berbeda pendapat perihal cara jabat tangan. Sebagian ulama sejalan dengan pandangan Syekh Wahbah Az-Zuhayli, yaitu jabat tangan dengan dua tangan.

“Ulama berbeda pendapat perihal cara jabat tangan yang dianjurkan, dengan dua tangan atau satu tangan. Mazhab Hanafi dan sebagian ulama dari Maliki berpendapat bahwa jabat tangan dilakukan dengan kedua tangan. Hal it dilakukan dengan menempelkan telapak tangan kanannya dan telapak tangan kanan orang lain. Sementara telapak tangan kirinya ditempatkan di punggung telapak tangan kanan orang lain. Mereka mendasarkan diri pada praktik yang lazim di kalangan sahabat dan tabi'in (sebagaimana riwayat Ibnu Mas'ud),” (Wizaratul Awqaf was Syu`unul Islamiyyah, Al-Mausu'atul Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, [Kuwait, Darus Safwah: 1997 M/1417 H], cetakan pertama, juz 37, halaman 359).

Sekelompok ulama lainnya berpendapat bahwa pengertian jabat tangan tidak melampaui pengertian secara bahasa. Sementara jabat tangan sendiri menurut bahasa dilakukan dengan satu tangan.

“Ulama lain berpendapat bahwa cara jabat tangan tidak melebihi pengertian yang disebutkan secara bahasa. Jabat tangan dianggap jadi hanya dengan menempelkan permukaan telapak tangan dan telapak tangan orang lain (sebagaimana hadits riwayat Ubaidillah bin Yasar RA),” (Wizaratul Awqaf was Syu`unul Islamiyyah, Al-Mausu'atul Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, [Kuwait, Darus Safwah: 1997 M/1417 H], cetakan pertama, juz 37, halaman 359).

Dari sini kita dapat menarik simpulan bahwa ulama berbeda pendapat perihal jabat tangan. Masing-masing ulama mendasarkan pandangannya pada riwayat hadits.

Demikian mengenai berjabat tangan yang lebih utama antara satu tangan atau dua tangan menurut para ulama. Semoga informasi di atas bermanfaat. (islampos.com/Nanik)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.