PortalMadura.Com, Jakarta – Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan penyebab meninggalnya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pasca-Pemilu bukan hanya akibat kelelahan.
Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan melakukan audit medis di berbagai daerah, namun sejauh ini baru DKI Jakarta yang telah menyelesaikan audit tersebut. dilaporkan Anadolu Agency, Kamis (9/5/2019).
Hasil audit medis oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan sebagian dari mereka yang meninggal memiliki riwayat penyakit berat sebelum bertugas.
Dari 18 orang yang meninggal di Jakarta, delapan orang meninggal akibat sakit jantung mendadak kemudian gagal jantung, liver, stroke, gagal pernafasan, dan infeksi otak meningitis.
“Kalau lihat usia yang meninggal terbanyak di atas 50 Tahun, bahkan sampai 70 Tahun,” ujar Nila, dalam konferensi pers di Jakarta, pada Rabu kemarin.
Audit dilakukan dengan mengecek rekam medis pasien selama dirawat di rumah sakit.
Selain itu, juga dilakukan otopsi verbal melalui wawancara dengan keluarga mengenai penyakit yang diderita oleh korban.
Menurut Nila, faktor kelelahan memicu penyakit yang dimiliki petugas KPPS kambuh.
“Ini kan petugas ini relawan, mereka mau menjadi petugas, tidak ada pemeriksaan kesehatan sebelumnya. Setelah ditanyakan (ke keluarga) mereka punya riwayat penyakit sebelumnya,” kata dia.
Jumlah petugas KPPS yang meninggal dunia setelah menjalankan tugas Pemilu sementara ini sebanyak 456 orang, sedangkan 4.310 orang lainnya dalam kondisi sakit.
Angka itu belum termasuk 92 orang panitia pengawas Pemilu dan 25 orang polisi yang juga meninggal.
Penyelenggaraan Pemilu 2019 melibatkan 7.286.067 orang petugas di lebih dari 800 ribu tempat pemungutan suara (TPS) seluruh Indonesia.
Pemilu 2019 merupakan kali pertama pemilihan Presiden dan legislatif dilaksanakan serentak, dimana setiap pemilih mencoblos hingga lima surat suara dalam satu kali pemungutan suara.
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
